Loading...
RELIGI
Penulis: Reporter Satuharapan 10:58 WIB | Kamis, 06 Oktober 2016

Orang Kristen Kazakstan, Iman Mereka Bukan Asing

Batu dengan pahatan salib Nestorian. (Foto: pravoslavie.ru)

SATUHARAPAN.COM - Sebuah tim arkeolog menemukan tujuh batu makam Kristen baru-baru ini di Jalan Sutra kuno Lyn Balik, dekat perbatasan Kazakstan-Tiongkok.

Penemuan sejarah itu merupakan penemuan langka yang membuktikan bahwa kekristenan timur sudah ada di wilayah Jalan Sutra itu ratusan tahun lalu, bukan dibawa masuk oleh Gereja Ortodoks Rusia, seperti yang diyakini selama ini.

“Penemuan itu mendukung pemahaman bahwa Kazakstan kuno telah menjadi sebuah pusat multikultural antara Timur dan Barat bersama kaum Muslim, Buddha, dan Kristen,” papar Thomas Davis, profesor arkeologi dari Southwestern Baptist Theological Seminary, Texas,

“Penemuan itu mendorong lebih banyak pemahaman baru dari apa yang sudah diketahui mengenai gereja Timur di pusat dan wilayah timur Asia. Agak aneh memang bila mengetahui bahwa wilayah itu ternyata merupakan salah satu kota Kristen terkenal di Eropa. Tidak ada hal yang baru di dunia ini selain dari sejarah yang dilupakan,” ujar Philip Jenkin, profesor sejarah di Baylor University.

Kaum Injili Kazaks memuji penemuan itu. Seorang Kristen menyatakan bahwa setelah ini tidak ada satu pun orang yang dapat mengatakan mereka tidak memiliki akar kekristenan. Penemuan itu membuktikan kekristenan sudah ada di Kazakstan sebelum Islam. Mereka meyakini bahwa ini merupakan pintu yang terbuka bagi pemberitaan Injil karena sejarah telah membuktikan apa yang nenek moyang mereka yakini.

Sebagian besar orang Kristen kontemporer di Kazakstan berasal dari Gereja Ortodoks Rusia, dan ada keyakinan di negara itu bahwa orang Kristen adalah orang Rusia, bukan orang asli Kazaks. Sejak Kazakstan memperoleh kemerdekaan dari Soviet (Uni Soviet, yang kemudian pecah pada 1991, Red)  pada 1991, gereja-gereja rumah berkembang dengan pesat.

Batu dengan Pahatan Salib Nestorian

Proyek arkeologi dimulai dua tahun lalu di Usharal, kota di Timur, 37 mil dari perbatasan Tiongkok, ketika seorang penduduk lokal yang sedang mencari material bangunan mengambil sebuah batu dengan pahatan salib Nestorian. Batu itu sampai ke tangan Karl Baipakov, arkeolog terkenal di Kazakstan dan sekaligus ahli Jalan Sutra.

Baipakov memimpin Pusat Pendekatan Budaya Kazakstan, yang mendukung penelitian arkeologi sehingga dapat membangun persepsi budaya dimana Kazaks menjadi negara dengan berbagai agama yang berbeda. Penganut Islam di negara itu mencapai 70 persen, sementara Kristen 26 persen. Baipakov kemudian mengajak mitranya dari Amerika Serikat untuk terlibat dalam penelitian.

Tim kemudian memulai penggalian di Lyn Balik, dan dalam delapan hari mereka menemukan delapan batu nisan. Tujuh di antaranya memiliki pahatan salib Nestorian, dan satu di antaranya memiliki penanggalan tahun 1162 sesudah Masehi.

Penemuan itu penting bagi warga Kazakstan untuk mengetahui jati diri mereka. Apabila kekristenan sudah ada sebelum negera ini dikuasai penjajah, maka kekristenan adalah identitas Kazakstan. (christianitytoday.com/spw)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home