Organisasi Katolik Soroti Kelaparan di Afrika Timur
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Catholic International Development Charity (CAFOD), sebuah badan bantuan resmi dari Gereja Katolik Inggris dan Wales, bergabung dengan organisasi kemanusiaan lainnya, “Disasters Emergency Committee” (DEC) untuk membantu secara konkret terhadap bencana kelaparan yang terjadi di Afrika bagian Timur.
Bencana kemanusiaan tersebut, seperti diberitakan Catholic Herald, hari Rabu (15/3), tidak sekadar kelaparan yang disebabkan kekeringan dan perang sipil.
Bencana itu dikategorikan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai krisis kemanusiaan terbesar sejak tahun 1945.
DEC telah memetakan bahwa empat negara, Sudan Selatan, Somalia, Kenya dan Etiopia merupakan negara-negara yang mengalami penderitaan, karena hampir 16 juta orang di empat negara itu mengalami kelaparan yang sangat parah.
Direktur Kemanusiaan CAFOD, Matthew Carter, mengatakan saat ini sudah bukan lagi saatnya memikirkan kebutuhan akan kemewahan. “Karena saat ini kami berurusan dengan krisis,” kata Carter.
Carter menjelaskan bahwa bencana itu adalah kombinasi mematikan dari cuaca ekstrim dan konflik berkepanjangan.
“Komunitas kemanusiaan internasional perlu sepenuh hati mendukung bantuan darurat kepada organisasi lokal dan nasional di negara-negara ini,” kata dia.
Catherine Ogolla, perwakilan dari organisasi tersebut yang membawahi wilayah Kenya dan Uganda, mengatakan bahwa kelompok yang paling rentan adalah masyarakat nomaden dan semi-nomaden yang tidak merasakan sepenuhnya pulih dari bencana kekeringan yang juga sempat terjadi di kawasan tersebut antara tahun 2011 sampai dengan 2012.
Menurut cafod.org.uk, CAFOD telah berpengalaman dalam menggalang kerja sama dengan berbagai organisasi Katolik di berbagai negara dan organisasi mitra lainnya di daerah terdampak bencana.
Sebagai anggota Caritas Internationalis – konfederasi yang berisi lebih dari 160 lembaga bantuan Katolik di seluruh dunia – CAFOD merasa penting untuk selalu berada di garis terdepan untuk memberi bantuan pangan.
Organisasi tersebut telah melakukan pelayanan di Afrika bagian Timur sejak tahun 1960-an, dengan berbagai projek antara lain pemberian bantuan berskala darurat, dan pembangunan jangka panjang ke beberapa negara miskin di dunia.
Editor : Eben E. Siadari
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...