Organisasi Keagamaan Turki Jerman Batasi Hubungan dengan Ankara
FRANKFURT, SATUHARAPAN.COM - Sebuah organisasi keagamaan utama Turki di Jerman, hari Minggu (14/8), mengatakan pihaknya akan terus berupaya membatasi hubungan mereka dengan Ankara setelah sejumlah politikus dan media menyuarakan keprihatinan terhadap pengaruh asing.
Federasi masjid Ditib “secara politik akan tetap netral,” ungkap juru bicara Zekeriya Altug kepada surat kabar Frankfurter Allgemeine Sonntagszeitung (FAS).
“Terlepas dari beberapa imam yang disediakan oleh Diyanet (badan urusan keagamaan Turki), tidak ada bantuan keuangan dari negara Turki atau Diyanet,” kata dia.
Beberapa media dan politikus mengungkapkan kekhawatiran terhadap kemungkinan terpecahnya loyalitas di antara sekitar tiga juta penduduk Turki di Jerman - dan mengatakan bahwa para imam Ditib kemungkinan dapat menyampaikan pesan politik dari pemerintah Turki.
Para imam Ditib yang dilatih di Turki dan digaji oleh Diyanet berada di 900 masjid dan asosiasi Islam organisasi itu.
Juru bicara tersebut mengatakan bahwa Ditib akan berusaha mencari sumber pendanaan alternatif untuk melatih dan menggaji para ulama mereka.
“Dalam 10 tahun, sedikitnya setengah imam kami akan disosialisasikan di Jerman” berkat program yang didanai Ditib untuk mengirim imam kelahiran Jerman agar melakukan pelatihan di Turki, katanya.
Para pendukung Presiden Recep Tayyip Erdogan berunjuk rasa di Cologne dan perkotaan lain menyusul kudeta gagal yang berlangsung pada Juli, memicu kekhawatiran bahwa ketegangan internal di Turki dapat membawa pengaruh ke Jerman. (AFP)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...