Organisasi Kesejahteraan Hewan Misi SAR Satwa Liar di Pulau Kanguru
SYDNEY, SATUHARAPAN.COM – Sebuah tim tanggap bencana pada Senin (13/10) diterjunkan ke Pulau Kanguru di Australia Selatan yang dilanda kebakaran hutan, untuk memulai misi pencarian dan penyelamatan (search and rescue, SAR) bagi ribuan hewan yang terperangkap di dalam kobaran api.
Selain menyelamatkan satwa liar yang menderita luka bakar, cedera, inhalasi asap, dan trauma lainnya, tim yang dibentuk oleh badan amal hewan Humane Society International itu juga akan membangun pangkalan air dan makanan, untuk menyokong hewan-hewan yang tidak terluka dan berhasil selamat.
Tetapi, menurut pakar senior dalam tanggap bencana di Humane Society International, Kelly Donithan, kondisi di lapangan sangat mengerikan.
"Ini merupakan beberapa situasi terberat yang pernah saya saksikan sebagai penyelamat hewan. Jasad hewan yang hangus terbakar tergeletak di mana-mana," katanya.
"Kendati demikian, dalam misi pencarian dan penyelamatan yang kami lakukan setiap hari, kami masih menemukan hewan yang hidup, terluka, linglung, atau trauma, dan sungguh melegakan dapat segera memberikan mereka bantuan yang menyelamatkan nyawa."
"Kami telah melihat sejumlah kanguru dengan luka bakar yang parah dan koala yang dehidrasi akibat kekurangan air. Di tengah banyaknya hewan yang tewas, setiap kali kami menemukan seekor hewan yang hidup, rasanya seperti keajaiban."
Rumah bagi Taman Nasional Flinders Chase dan sejumlah suaka margasatwa, sebelum kebakaran hutan musim ini dimulai diperkirakan ada sekitar 50.000 ekor koala di Pulau Kanguru.
Tetapi dengan hangusnya 215.000 hektare vegetasi atau separuh dari pulau tersebut, para pakar khawatir bahwa sekitar 30.000 ekor koala mungkin telah kehilangan nyawa, bersama dengan 32.000 hewan ternak.
Terlepas dari realitas suram yang dihadapi para penyelamat, Donithan mengatakan tim tersebut bertekad untuk membantu hewan-hewan yang masih hidup.
"Jelas, tujuan kami adalah untuk melindungi hewan-hewan di alam liar sebanyak mungkin," katanya.
"Sayangnya, lanskap di sana sangat hancur sehingga bagi banyak hewan tempat ini bukan lagi pilihan karena tidak ada yang tersisa untuk dapat mereka makan atau minum, jadi mereka perlu dievakuasi untuk menjalani perawatan."
"Sejumlah suaka lokal yang ada di sini beroperasi sepanjang waktu, jadi kami membawa setiap hewan yang kami temukan membutuhkan perawatan, lalu kami langsung kembali lagi ke lokasi untuk menyelamatkan lebih banyak hewan." (Xinhua/Ant)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...