Otoritas AS: Ancaman terhadap Muslim Harus Dihentikan Pascaserangan Orlando
ORLANDO, SATUHARAPAN.COM - FBI dan jaksa penuntut federal AS mengatakan bahwa ancaman terhadap muslim tidak akan dibiarkan, setelah dugaan beberapa insiden menyusul tragedi pembantaian di kelab malam Orlando, yang dilakukan oleh seorang pria muslim bersenjata.
“Pelanggaran terhadap hak-hak sipil merupakan prioritas bagi FBI,” ungkap asisten agen khusus Ron Hopper, hari Rabu (15/6), kepada wartawan. “Kami akan menyelidiki insiden yang dilaporkan terhadap beberapa individu berdasarkan golongan apa pun, mencakup ras, agama, dan orientasi seksual.”
Jaksa AS Lee Bentley turut menimpali: “Membuat ancaman semacam itu tidak hanya salah dalam banyak kasus. Membuat ancaman semacam itu ilegal. Hentikan. Ancaman apa pun dapat melemahkan pekerjaan kami dalam penegakkan hukum.”
Beberapa pejabat meminta masyarakat untuk membantu penyelidikan terhadap aksi pembantaian yang terjadi pada Minggu di kelab malam Pulse di Orlando -penembakan massal terburuk dalam sejarah AS, yang menyebabkan 49 orang tewas dan 53 lainnya luka-luka.
Pria bersenjata bernama Omar Mateen tewas dalam baku tembak dengan kepolisian.
Pihak berwenang menolak mengomentari laporan bahwa istri Mateen akan menghadapi dakwaan atas dugaan bahwa dirinya mengetahui niat Mateen untuk melancarkan serangan.
“Sehubungan dengan sang istri, saya dapat memberi tahu Anda bahwa itu hanya salah satu dari banyak wawancara yang sudah kami lakukan dan kami akan terus melakukan penyelidikan ini,” ujar Hopper. “Saya tidak bisa berkomentar tentang hasil penyelidikan tersebut.” (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...