Owa Jawa Primata yang Setia dengan Pasangannya
SUKABUMI, SATUHARAPAN.COM – Owa jawa (Hylobates moloch) merupakan primata yang setia terhadap pasangannya. Kera ini sepanjang hidupnya biasa memiliki satu pasangan saja.
Primata yang memiliki warna abu-abu hampir diseluruh tubuh dengan wajah berwarna hitam ini menjadi salah satu jenis satwa dilindungi karena hampir punah. Owa jawa merupakan jenis primata endemik yang hanya terdapat di pulau Jawa kebanyakan di Jawa bagian barat.
Penyebaran owa jawa terdapat di wilayah hutan pada ketinggian 1.400 – 1.600 meter di bawah permukaan laut. Habitatnya yang kian berkurang terkadang memaksa keberadaan owa harus mencari makan di bawah ketinggian.
Aktivitas owa jawa hampir sebagian besar menghabiskan waktunya di atas pohon dan jarang turun sampai ke dasar hutan. Pergerakan dari pohon yang satu ke pohon yang lain sambil bergelayutan merupakan ciri khas dari primata tersebut. Dengan kedua tangannya yang panjang, owa jawa sangat lincah berpindah untuk mendapatkan makanan.
Owa jawa aktif pada pagi hingga sore hari (diurnal) untuk mencari makanan. Pagi hari biasanya owa mulai keluar pukul 06.00 sampai dengan pukul 11.00. Pada siang hari biasanya owa menghabiskan waktunya untuk beristirahat dengan saling mencari kutu, antara jantan dan betina, dan kembali mencari makan pada pukul 15.00 WIB sampai dengan pukul 17.00.
Status keberadaan owa jawa sangat rentan punah akibat perburuan dan juga hilangnya habitat. Owa jawa sebelumnya menempati habitat seluas 43.274 kilometer persegi, tetapi kini hanya tinggal sekitar 1.608 kilometer persegi atau menyusut sekitar 96 persen.
Meski keberadaan owa jawa telah dilidungi sejak tahun 1931 melalui Peraturan Perlindungan Binatang Liar Nomor 226 dan diperkuat dengan Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990, serta Surat Keputusan Menteri Kehutanan tahun 1991, namun populasinya di alam terus menyusut.
Diperkirakan jumlah owa jawa hanya tersisa antara 2.000 sampai dengan 4.000 ekor saja dengan status hampir mendekati kepunahan. Berikut ini beberapa foto owa jawa yang terekam dalam perjalanan kesalah satu kawasan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango di Pusat Pendidikan Konservasi Alam (PPKA) Bodogol, Sukabumi, Jawa Barat.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Polusi Udara Parah, Pengadilan India Minta Pembatasan Kendar...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan tinggi India pada hari Jumat (22/11) memerintahkan pihak berwe...