Pada Hari Pentakosta: Janganlah Gelisah dan Gentar Hatimu!
SATUHARAPAN.COM - Gelisah dan gentar sering menghantui manusia. Jika tidak dikelola baik, kedua rasa itu akan membayang-bayangi laksana hantu, yang bersumber pada ketidaktahuan manusia akan masa depan.
Manusia memang bisa membuat prakiraan, namun tetap mengandung ketidakpastian. Peluangnya berkisar dari mustahil hingga pasti. Nah, dalam ketiadapastian masa depan itulah, Yesus menasihati murid-murid-Nya untuk tidak dikuasai rasa gelisah dan gentar karena Dia memberikan sejahtera-Nya kepada para murid (Yoh. 14:27).
Yesus memberikan sejahtera-Nya sendiri. Sejahtera yang semula milik Sang Guru diberikan kepada para murid-Nya. Sejahtera Yesus akhirnya menjadi milik para murid. Tentu, ukuran sejahtera-Nya berbeda dengan sejahtera dunia.
Ukuran sejahtera dunia ialah jika semua serba cukup. Manusia acap berpikir jika semua serbaada, maka sejahteralah hidupnya. Untuk pendapat macam begitu, kita harus berani berkata, ”belum tentu.” Hidup serbacukup pun bisa menjadi soal.
Tokoh Paman Gober dalam komik Donald Bebek bisa dijadikan contoh. Begitu kayanya Paman Gober, hingga dia sulit menyimpan hartanya. Tidur nyenyak merupakan persoalan baginya karena takut kecurian. Kelihatannya sejahtera, namun dia tak lagi merdeka.
Sejahtera yang Yesus tawarkan adalah kemerdekaan dari semua ikatan duniawi. Dan ciri khas manusia merdeka bukanlah mengumpulkan, tetapi memberikan apa yang dimiliki-Nya. Dia tidak diperbudak oleh apa yang dimiliki, tetapi malah membagikannya.
Memang tak mudah bersikap merdeka. Karena itulah kita berseru: ”Roh Kudus turunlah dan tinggal dalam hatiku” (Kidung Jemaat 333).
Pep Guardiola Balas Ejekan Fans Liverpool dengan Enam Trofi ...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pelatih Manchester City Pep Guardiola mengingatkan para penggemar Liverpo...