Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 19:32 WIB | Selasa, 19 April 2016

“Pak Ahok, Sekarang Kami Dapat Ikan 15 Kg Saja”

Ilustrasi ikan yang sedang dijual di pasar tradisional. (Foto: Dok. satuharapan.com/Elvis Sendouw)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Puluhan nelayan dari Muara Angke Jakarta Utara yang tergabung dalam Komunitas Nelayan Tradisional (KNT) menyambangi Balai Kota DKI Jakarta untuk mengantarkan hasil ikan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Salah seorang di antaranya mengaku akibat reklamasi yang dilakukan di Teluk Jakarta, kini mereka harus melaut lebih jauh lagi. Tak hanya itu, ikan yang dihasilkan pun tak sebanyak dulu. Kini, mereka hanya dapat menangkap 15 kg saja dalam satu hari.

"Dulu sebelum 2014 dengan kapal 3GT-5GT kami bisa kumpulkan 1,5 kwintal, sekarang maksimal 15 kg saja," kata Tri, salah satu nelayan yang ikut mengantar ikan ke Balai Kota DKI Jakarta, hari Selasa (19/4).

Dia meminta Ahok, sapaan Basuki, untuk menghentikan proyek reklamasi di Teluk Jakarta karena akan menutupi laut yang menjadi akses keluar-masuk mereka menuju Teluk Jakarta, Laut Jawa, dan wilayah lain.

"Kami berikan bukti ini yang menyanggah pernyataan gubernur, namun untuk berapa lama? Karena reklamasi, kami semakin sulit untuk mencari ikan," kata Tri.

"Selain laut menjadi kotor sehingga harus melaut lebih jauh, kami juga harus melaut saat air pasang karena akses keluar-masuk kapal terhalang pulau yang menyebabkan juga pendangkalan.”

Dalam kesempatan tersebut, lima orang dari perwakilan KNT diterima oleh Kasubdit Pemantauan dan Penanganan Konflik Sosial Kesbangpol DKI Jakarta, Sonny Triwibawa karena beralasan Ahok sedang tidak ada di kantor.

"Saya hanya bisa nampung pernyataan sikap dari bapak sekalian untuk disampaikan lebih lanjut ke pimpinan, namun perlu diingat pemerintah pasti memikirkan nelayan ini ke depannya bagaimana. Memang dalam pembangunan ini banyak pro kontra, kami akan memikirkan jalan terbaiknya," ujar Triwibawa.

Selain mengirimkan tangkapan ikan Teluk Jakarta, para nelayan juga mengadukan masih dilakukannya pengerjaan pada pulau-pulau reklamasi seperti G, C dan D, padahal pemerintah pusat memutuskan menghentikan sementara (moratorium) proyek reklamasi tersebut.

Sebelumnya, Ahok mengatakan pengerjaan proyek reklamasi di Teluk Jakarta tidak ada hubungannya dengan mata pencaharian nelayan, karena menurut dia ikan memang sudah susah dicari di Teluk Jakarta sebelum ada reklamasi Teluk Jakarta.

"Sebelum reklamasi juga sudah susah cari ikan di Teluk Jakarta, mana ada ikan di Teluk Jakarta, kamu kira teluk di Belitung," kata dia, di Kantor Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (14/4).

Dia juga meragukan pihak yang menyegel Pulau G beberapa waktu lalu, adalah nelayan sungguhan. Menurut dia, mereka hanyalah pihak-pihak yang mengatasnamakan nelayan.

"Nelayan mau menduduki ya tidak ada, itu juga perlu dicek. Ada tidak suku tertentu, nelayannya mana? Kamu jadi kelompok nelayan, tetapi tak pernah melaut bagaimana coba," kata dia, di Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan,  di Jakarta, Minggu (17/4).

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home