Pakaian Bali Terbanyak ke Pasar Australia
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Pakaian jadi bukan rajutan buatan masyarakat Bali terbanyak dikirim untuk memenuhi permintaan pasar Australia, karena mampu memproduksi mata dagangan dengan desain terkini sesuai perkembangan zaman dengan harga terjangkau.
"Mitra usaha asal Negeri Kanguru itu membawa desain, kemudian memadukan dengan muatan lokal daerah ini yang bernilai seni Pulau Dewata, sehingga cukup menarik bagi konsumen setempat," kata Nyoman Puspa, pengusaha dan pengekspor aneka kerajinan Bali di Denpasar, Senin (24/11).
Wisatawan Australia mendominasi kunjungan turis asing ke Bali, sebagai dampak bertambah banyaknya aneka barang kerajinan, terutamanya pakaian jadi bukan rajutan disamping barang kerajinan jenis lainnya ke negeri itu, sebab di antara wisatawan ada pula yang pengusaha.
"Pengusaha Bali memang terbanyak mengirimkan berbagai jenis pakaian jadi bukan rajutan ke Australia, bahkan menguasai 21 persen pasar di sana, menyusul Amerika Serikat 18 persen, Inggris 8,39 persen, dan sisanya baru negara potensial lainnya, “ kata Puspa.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali mencatat, realisasi perdagangan luar negeri aneka barang nonmigas daerah ini ke Australia cukup cerah, bahkan perolehan devisanya bertambah terus setiap bulannya sejalan dengan pertumbuhan turis asing negeri itu ke Pulau Dewata.
Perolehan devisa dari Australia rata-rata bernilai US$ 3,6 juta (Rp 4,7 miliar) per bulan sejalan dengan bertambah banyaknya turis Negeri Kanguru itu ke Bali, sehingga selama tahun 2014 hingga Oktober hasil perdagangan mencapai US$ 36, 7 juta (Rp 44,5 miliar)
Perkembangan pariwisata Bali, sangat signifikan berpengaruh besar terhadap peningkatan perdagangan luar negeri terutama aneka barang kerajinan bernilai seni buatan perajin Pulau Dewata ke Australia sehingga peranannya mencapai 8,71 persen.
Besarnya arus barang ekspor aneka barang kerajinan dan nonmigas lainnya ke Australia, mengantar perolehan devisanya berada di urutan ketiga setelah Amerika Serikat bernilai US$ 96,1 juta ( Rp 116,6 miliar) selama Januari-Oktober 2014, menyusul Jepang seharga US $ 50,8 juta (Rp 61,6 miliar)
Bali dalam kurun waktu sepuluh bulan pada 2014 menghasilkan devisa dari mata dagangan aneka kerajinan dan nonmigas lainnya US$ 421,5 juta (Rp 511,4 miliar) atau bertambah 5,70 persen jika dibandingkan periode sama 2013 yang hanya US$ 398,7 juta (Rp 483,7). (Ant)
Editor : Sotyati
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...