Pakar Iklim Inggris Peringatkan Trump Terkait Perubahan Iklim
PARIS, SATUHARAPAN.COM - Lebih dari 100 ilmuwan iklim terkemuka Inggris pada Senin (16/1) meminta Perdana Menteri Theresa May mendesak presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengawal penelitian pimpinan pemerintah tentang pemanasan global.
“Kami siap mendukung dan membantu rekan-rekan kami di Amerika Serikat... dalam melawan setiap upaya politik untuk mencegah, menghambat atau mengganggu penelitian penting mengenai perubahan iklim,” tulis mereka dalam sebuah surat terbuka kepada May, yang dikirim ke AFP.
Seorang penasihat senior untuk Trump sudah menyerukan penghentian program penelitian iklim di NASA, yang menyediakan data penting bagi para ilmuwan di AS dan dunia.
Trump sendiri menyebut perubahan iklim “kebohongan”. Sejumlah calon pejabat kabinetnya menyatakan pandangan serupa atau menentang kebijakan perlindungan lingkungan di tulisan sebelumnya.
May harus mendesak Trump untuk “mengakui bukti ilmiah mengenai risiko perubahan iklim” dan mendukung Perjanjian Paris, kata para ilmuwan.
Perjanjian Paris yang disepakati 196 negara berjanji akan menahan pemanasan global di bawah dua derajat Celsius dan memberikan dana kepada negara-negara miskin yang menanggulangi dampaknya.
Surat tersebut juga menambahkan Inggris harus siap memberikan respons tegas jika pemerintah Trump mengambil tindakan untuk mengusik penelitian iklim.
Dalam wawancara dengan dua surat kabar Eropa yang diterbitkan pada Senin, Trump menegaskan niatnya untuk bertemu dengan May setelah pelantikannya sebagai presiden pada Jumat.(AFP/Ant)
Editor : Sotyati
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...