Paket Kebijakan Ekonomi VIII Buat Rupiah Melemah Rp 13.639
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (28/12) pagi, bergerak melemah sebesar delapan poin menjadi Rp 13.639 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp 13.631 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan meski tipis yang lebih disebabkan faktor teknikal, karena sentimen yang ada seharusnya dapat memperkuat laju rupiah," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada, di Jakarta, Senin (28/12).
Menurut dia, paket kebijakan ekonomi pemerintah jilid VIII serta rencana pemerintah untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) seharusnya dapat menjadi sentimen positif.
"Isi paket kebijakan VIII yang masih mengedepankan deregulasi di bidang investasi dapat menggairahkan pasar uang. Di sisi lain, rencana pemerintah menurunkan harga BBM akan menjaga inflasi rendah ke depannya," katanya.
Ia memproyeksikan, nilai tukar rupiah dapat berbalik arah ke area positif menyusul sentimen dari dalam negeri cukup positif. Ditambah kondisi dolar AS di pasar uang global sedang tertekan akibat harga minyak mentah dunia yang mulai naik.
"Harga minyak dunia yang naik seharusnya akan menekan laju dolar AS," katanya.
Ia menambahkan, hilangnya ketidakpastian dari bank sentral Amerika Serikat juga akan dapat menjadi pendukung bagi laju mata uang rupiah untuk kembali berada di area positif.
Analis dari LBP Enterprise Lucky Bayu Purnomo menambahkan, rupiah masih berada dalam kisaran yang stabil di Rp 13.600 per dolar AS. Harapan dari paket kebijakan ekonomi menjadi salah satu faktor pendukung mata uang domestik bergerak stabil, lanjutnya.
"Sebanyak delapan paket kebijakan ekonomi telah diluncurkan oleh pemerintah hingga menjelang akhir tahun 2015. Itu memberi kepercayaan pasar terhadap perekonomian domestik," katanya.(Ant)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...