Paket Pendidikan Wayang untuk Dunia Diluncurkan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Yayasan Lontar bekerja sama dengan Total E&P Indonesie meluncurkan “Paket Pendidikan Wayang”. Peluncuran karya monumental itu sekaligus untuk merayakan sepuluh tahun wayang dinyatakan Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) sebagai “Intangible Cultural Heritage of Humanity”.
Peluncuran berlangsung di Soehana Hall, The Energy Building, Jakarta Selatan, Selasa (26/11).
Pendiri Yayasan Lontar John McGlynn menyatakan Paket Pendidikan Wayang yang dikerjakan oleh Lontar itu akan digunakan sebagai alat bantu mengajar di sekolah-sekolah, sekaligus menjembatani kebudayaan Indonesia dengan negara internasional. “Kami bertujuan untuk membuat pelajar di seluruh dunia tertarik mempelajari budaya wayang kulit dan mereka bisa menggunakannya sebagai referensi dasar penciptaan karya seni kreatif,” kata McGlynn yang juga sastrawan dari Amerika itu.
Yayasan Lontar juga berhasil membukukan secara lengkap notasi musik karawitan dan ilustrasi seluruh tokoh wayang dari dua lakon terkenal, Makutharama dan Sesaji Raya Suya dalam tiga bahasa, Jawa, Indonesia, dan Inggris. Usaha keras yang dilakukan oleh Lontar selama enam tahun itu sesuai dengan tujuan didirikannya Yayasan Lontar pada 1978, memperkenalkan sastra dan budaya Indonesia kepada dunia internasional melalui penerjemahan karya-karya sastra dan budaya Indonesia ke dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris.
Peluncuran “Paket Pendidikan Wayang” itu memiliki lima arti penting bagi dunia, yakni nilai sejarah, alat pendidikan, internasional, pembaruan, dan kesinambungan atas tradisi budaya wayang. Dengan tersedianya lakon wayang dalam bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, acara peluncuran “Wayang untuk Dunia” ini merupakan awal permulaan dari perjalanan baru yang dapat dilakukan pemerhati budaya di seluruh dunia, dalam menghasilkan karya kreatif lainnya yang terinspirasi dari budaya wayang.
Peluncuran Wayang untuk Dunia itu dimeriahkan pertunjukan wayang kulit versi padhan (singkat) dengan lakon Wahyu Purbosejati (Wahyu Kepemimpinan Sejati) oleh dalang terkenal Ki Purbo Asmoro. Mengawali acara, dalang cilik Pranowo Aryo Carito dari Surakarta mementaskan sebuah lakon selama sepuluh menit, diiringi kelompok gamelan cilik, usia 8 – 12 tahun yang tergabung dalam Jakarta International School Gamelan Club, terdiri atas 20 pemusik yang berasal dari 14 negara.
Ibu Kota India Tercekik Akibat Tingkat Polusi Udara 50 Kali ...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang di ibu kota India menutup sekolah, menghentikan pembangun...