Pakistan dan India Saling Serang di Sidang PBB
PBB, SATUHARAPAN.COM-India dan Pakistan saling serang pernyataan pada hari Jumat (24/9) dalam sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) ketika Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, menuduh saingan itu melakukan "pemerintahan teror" terhadap Muslim, yang memicu teguran keras.
Bahkan untuk Pakistan, yang secara rutin mengecam India di badan dunia itu, pidato Khan di sidang tahunan itu sangat mencolok ketika dia menuduh Perdana Menteri India, Narendra Modi, berencana untuk “membersihkan India dari Muslim.”
“Bentuk Islamofobia terburuk dan paling luas sekarang menguasai India,” kata Khan dalam sebuah pidato, yang disampaikan melalui video karena tindakan pencegahan COVID.
“Ideologi Hindutva yang dipenuhi kebencian, yang disebarkan oleh rezim RSS-BJP fasis, telah melepaskan ketakutan dan kekerasan terhadap komunitas Muslim India yang berjumlah 200 juta orang,” katanya.
Khan mengacu pada Partai Bharatiya Janata pimpinan Modi dan Rashtriya Swayamsevak Sangh yang berafiliasi, sebuah gerakan revivalis Hindu berusia seabad dengan komponen paramiliter.
Di bawah Modi, India telah mencabut status negara bagian Kashmir, satu-satunya wilayah mayoritas Muslimnya, melalui undang-undang kewarganegaraan yang oleh para kritikus disebut diskriminatif dan telah menyaksikan berulangnya gejolak kekerasan berbasis agama.
Berbicara pada hari ketika Modi mengunjungi Gedung Putih, Khan, yang belum berbicara dengan Presiden Joe Biden, menuduh bahwa kepentingan komersial dengan miliaran lebih India memungkinkannya untuk "melepaskan diri dari pelanggaran hak asasi manusia dengan impunitas penuh."
Sementara India sering mengabaikan pernyataan Pakistan di badan dunia, seorang diplomat muda India di badan itu menggunakan hak untuk menanggapi Khan.
Sneha Dubey, sekretaris pertama di misi PBB India, menuduh Pakistan melindungi dan memuliakan dalang Al-Qaeda, Osama bin Laden, yang dibunuh oleh pasukan khusus Amerika Serikat dalam serangan pada tahun 2011 di kota tentara Abbottabad.
"Ini adalah negara yang merupakan pembakar yang menyamar sebagai baku tembak," katanya. “Pakistan memelihara teroris di halaman belakang mereka dengan harapan bahwa mereka hanya akan membahayakan tetangga mereka.”
Dia menyoroti kekerasan terhadap minoritas di Pakistan serta "genosida agama dan budaya" pada tahun 1971 ketika Bangladesh memenangkan kemerdekaan.
“Tidak seperti Pakistan, India adalah demokrasi pluralistik dengan populasi minoritas yang substansial yang telah memegang jabatan tertinggi di negara ini,” kata Dubey.
Jawabannya memicu tanggapan lain ketika seorang diplomat Pakistan, Saima Saleem, mempermasalahkan pendapat Dubey bahwa Kashmir, yang sebagian dikendalikan oleh Islamabad, adalah masalah internal. (UN/AFP)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...