Pakistan Hentikan Serangan Udara Terhadap Taliban
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM - Pakistan hari Minggu (2/3) menyatakan menghentikan serangan udara terhadap militan Taliban sebagai tanggapan atas gencatan senjata sebulan yang diumumkan kelompok itu sehari sebelumnya, yang membuka jalan bagi dimulainya lagi perundingan perdamaian.
Pemerintah Pakistan memulai perundingan perdamaian dengan Taliban bulan lalu dengan tujuan mengakhiri kekerasan tujuh tahun kelompok itu, namun dialog tersebut berakhir setelah militan membunuh 23 prajurit yang diculik.
Militer menanggapi pembunuhan itu dengan melancarkan serangkaian serangan udara ke kawasan suku barat laut yang menewaskan lebih dari 100 gerilyawan, dan pada Sabtu, Taliban mengumumkan gencatan senjata sebulan yang bertujuan memulai lagi perundingan yang macet.
"Setelah pengumuman positif kemarin oleh Taliban, pemerintah memutuskan menghentikan serangan-serangan udara yang dilakukan selama beberapa hari ini," kata Menteri Dalam Negeri Chaudhry Nisar Ali Khan dalam sebuah pernyataan, Minggu.
Meski demikian, pernyataan itu mengatakan, pemerintah dan Angkatan Bersenjata Pakistan tetap memiliki hak untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas segala aksi kekerasan oleh Taliban.
Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.
Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan al Qaeda dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.
Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.
Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan al Qaeda di kawasan suku barat laut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.
Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.
Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.
Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.
Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011.
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...