Pakistan: Korban Tewas Serangan Bom Masjid Bertambah Jadi 83 Orang
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM - Mayat-mayat masih ditarik dari puing-pung pada hari Selasa (31/1) setelah ledakan di masjid yang menargetkan petugas polisi di barat laut Pakistan, menewaskan lebih dari 80 orang dan melukai 150 lainnya.
Serangan itu terjadi hari Senin saat ibadah sore di ibu kota Provinsi Peshawar, dekat dengan daerah di sepanjang perbatasan Afghanistan di mana serangan militan terus meningkat.
Semalam, setidaknya sembilan mayat ditemukan saat tim penyelamat menyaring puing-puing dinding dan atap masjid yang runtuh.
"Pagi ini kami akan memindahkan bagian terakhir dari atap yang runtuh sehingga kami dapat menemukan lebih banyak mayat, tetapi kami tidak berharap dapat menjangkau korban yang selamat," kata Bilal Ahmad Faizi, juru bicara organisasi penyelamat 1122, kepada AFP.
Muhammad Asim Khan, juru bicara rumah sakit utama di Peshawar, mengatakan bahwa 83 orang tewas, dengan jumlah korban tewas meningkat karena lebih banyak mayat tiba dari tempat kejadian.
Setidaknya 20 petugas polisi yang terbunuh kemudian dimakamkan setelah upacara doa, dengan peti mati berbaris dan dibungkus dengan bendera Pakistan. Mereka dimakamkan dengan penjaga kehormatan, kata seorang pejabat.
Shahid Ali, seorang polisi yang selamat, mengatakan ledakan itu terjadi beberapa detik setelah imam memulai salat. “Saya melihat asap hitam membubung ke langit. Saya berlari keluar untuk menyelamatkan hidup saya,” kata pria berusia 47 tahun itu.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, di tengah situasi keamanan yang memburuk di negara itu.
Markas besar polisi di Peshawar berada di salah satu daerah yang paling dikontrol ketat di kota itu, menampung biro intelijen dan kontra-terorisme, dan bersebelahan dengan sekretariat daerah.
Provinsi di seluruh negeri mengumumkan mereka siaga tinggi setelah ledakan, dengan pos pemeriksaan meningkat dan pasukan keamanan tambahan dikerahkan, sementara di ibu kota Islamabad, penembak jitu dikerahkan ke gedung-gedung dan di titik masuk kota.
"Teroris ingin menciptakan ketakutan dengan menargetkan mereka yang melakukan tugas membela Pakistan," kata Perdana Menteri, Shehbaz Sharif, dalam sebuah pernyataan.
Pelanggaran keamanan drastis terjadi pada hari ketika Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Mohamed bin Zayed Al Nahyan, dijadwalkan mengunjungi Islamabad, meskipun perjalanan dibatalkan pada menit terakhir karena cuaca buruk.
Pakistan juga bersiap untuk menjadi tuan rumah delegasi Dana Moneter Internasional (IMF) pada hari Selasa (1/2) karena bekerja untuk membuka pinjaman bailout penting untuk mencegah gagal bayar.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, pada hari Senin mengutuk ledakan itu sebagai "menjijikkan", dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, menyampaikan belasungkawa atas "serangan mengerikan". (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Haul Gus Dur, Menag: Gus Dur Tetap Hidup dalam Doa
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Menteri Agama, Nasaruddin Umar, mengatakan, “Gus Dur adalah pribadi y...