Pakistan Minta AS Hentikan Serangan dengan Drone
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Pakistan meminta Amerika Serikat menghentikan serangan dengan pesawat tanpa awak dalam memburu kelompok teroris di negeri itu.
Hal itu disampaikan Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, ketika bertemu Presiden AS, Barack Obama, dalam pertemuan hari Rabu (23/10) di Washington, AS. Berbicara di samping Obama di Gedung Oval, Sharif mengatakan dirinya mengangkat isu serangan drone (pesawat tanpa awak) dalam pertemuannya itu, sekaligus menegaskan bahwa serangan tersebut harus diakhiri.
Obama tidak menyebut drone ketika berbicara kepada wartawan, tetapi dalam pernyataan bersama keduanya sepakat bahwa kemitraan AS dan Pakistan didasari oleh prinsip-prinsip saling menghormati kedaulatan dan integritas wilayah masing-masing negara.
Laporan Aktivis HAM
Sebelumnya, dua organisasi hak asasi manusia, Amnesty International dan Human Right Watch merilis laporan penelitian mereka tentang serangan dengan pesawat tanpa awak oleh AS. Laporan ini mendorong reaksi publik karena serangan itu banyak memakan korban warga sipil yang tidak terkait dengan kelompok teroris yang diburu AS.
Amnesty meneliti dan mendokumentasikan serangan pesawat tanpa awak di Pakistan. Laporan ini yang mengagetkan pihak Pakistan dan menjadikannya isu dalam pertemuan dua kepala pemerintahan. Sedangkan HRW meneliti dan mendokumentasikan serangan serupa di wilayah Yaman.
Dua laporan tersebut mendorong agar AS menghentikan serangan dengan pesawat tanpa awak, dan menjelaskan tentang siapa yang bertanggung jawab. Kedua organisasi juga meminta pemerintah setempat (Pakistan) untuk mengambil tindakan melndungi warga sipil.
Menurut kedua laporan, serangan dengan pesawat tanpa awak sangat mungkin terjadi pelanggaran hukum humaniter dan hukum internasional. Ketidak pedulian kedua negara membuat para korban tidak bisa mengajukan protes secara hukum.
Kerja Sama
Dalam pertemuan itu, Obama juga mencoba meyakinkan Pakistan soal status Afghanistan, yang akan ditinggalkan tentara AS tahun depan setelah bertahun-tahun menduduki negara tersebut pasca-invasi.
"Saya yakin atas solusi yang terbaik bagi Afghanistan, tetapi Amerika juga ingin membantu melindungi Pakistan dalam waktu lama," kata Obama.
Pakistan sebelumnya adalah pendukung utama rezim Taliban dan pejabat Afghanistan telah lama menyuarakan kecurigaan mereka terkait hubungan antara gerakan milisi garis keras itu dengan dinas intelijen di Islamabad.
Di sisi lain, Pakistan terus memperingatkan potensi pengaruh dari seteru abadi mereka, India, di Afghanistan sejak jatuhnya rezim Taliban.
Obama memuji pengorbanan Pakistan dalam memerangi ekstrimisme. Lebih dari 40 ribu warga Pakistan tercatat tewas dalam berbagai serangan selama dekade terakhir.
Tak jarang juga serangan drone AS mengakibatkan jatuhnya korban sipil dari Pakistan yang berbatasan langsung dengan Afghanistan.
"Saya yakin Perdana Menteri Sharif sangat berkomitmen dalam mengurangi insiden terorisme di Pakistan dan pengaruhnya ke luar," tegas Obama. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...