Pakistan, Pembunuhan Demi Kehormatan Kembali Terjadi
LAHORE, SATUHARAPAN.COM - Seorang gadis di Lahore, Pakistan, dibunuh oleh kakaknya sendiri karena bersikeras menikah dengan pria pilihannya, kata polisi setempat hari Selasa (14/6).
Kasus ini merupakan serangkaian kasus ‘’pembunuhan demi kehormatan" di negara itu yang telah menimbulkan kemarahan nasional.
Anum Ishaq Masih seorang gadis remaja dari keluarga Kristen, di kota Sialkot, dibunuh saat dia tidur, pada dini hari Minggu (12/6). "Saqib Ishaq Masih (23 tahun), membunuh adiknya dengan memukul kepalanya dengan balok kayu saat dia sedang tidur," kata Rana Zulfiqar, petugas dari kantor polisi di Sialkot, kepada AFP.
"Gadis bernama Anum Ishaq Masih itu ingin menikah dengan seorang pemuda Kristen, tetangganya, tetapi keluarganya menentang pernikahan mereka," katanya.
Pada hari Sabtu, menurut polisi itu, Anum mengatakan bersikeras akan menikah dengan pria tersebut dan membuat saudaranya marah.
Saqib telah ditangkap dan didakwa dalam kasus pembunuhan setelah ayah gadis itu melaporkan pada polisi.
Shamoon Gill, seorang aktivis Kristen, mengatakan kepada AFP bahwa ‘’pembunuhan demi kehormatan’’ jarang terjadi di antara komunitas Kristen di Pakistan. "Ini tidak ada hubungannya dengan agama, tetapi merupakan bagian dari masalah sosial yang berakar dalam masyarakat timur," katanya.
Ratusan Kasus Tiap Tahun
Ratusan perempuan di Paksitan dibunuh oleh keluarga mereka sendiri setiap tahun dengan alasan membela apa yang mereka sebut sebagai kehormatan keluarga.
Insiden sebelumnya terjadi pada pekan lalu. Di Lahore, gadis berusia 16 tahun, Zeenat Bibi, dibakar oleh ibunya sendiri, karena akan menikah dengan pria pilihannya sendiri. Ibunya, kemudian mengakui kejahatan yang dilakukannya.
Pasangan pemuda dan pemudi juga dibunuh di Lahore pekan lalu, karena mereka akan menikah tanpa persetujuan keluarga mereka.
Sebuah film berjudul “A Girl in the River: The Price of Forgiveness” (Seorang Gadis di Sungai, Harga untuk Pengampunan) menceritakan kisah seorang gadis yang selamat dari upaya ‘’pembunuhan demi kehormatan’’. Film itu memenangi piala Oscar untuk film dokumenter pendek terbaik pada bulan Februari.
Di tengah ramainya publikasi tentang film itu, Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, berjanji untuk membasmi kejahatan yang dikenal sebagai ‘’pembunuhan demi kehormatan’’, tapi sejauh ini di Pakistan belum ada undang-undang baru yang diajukan.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...