Pakistan, Remaja Dibakar Karena Mengaku Kristen
LAHORE, SATUHARAPAN.COM - Seorang remaja di Lahore, Pakistan, dibakar karena dia mengaku sebagai seorang Kristen, memperpanjang daftar kekerasan berlatar belakang agama dengan menargetkan warga Kristen di Pakistan.
Nauman Masih (15 tahun) disiram minyak tanah dan dibakar hari Jumat (10/4) pekan lalu, dan dia meninggal pada hari Rabu (15/4). Sekitar 2.000 orang menghadiri ibadah pemakamannya di Gereja Katolik St Ignatius di Shera Kot yang dipimpin Pastor Samson Dilawar, seperti diberitakan media Pakistan, Express Tribune.
Yousaf Benjamin, seorang aktivis hak-hak minoritas, mengatakan bahwa dia bertemu Nauman Masih pada 11 April lalu. Sementara Yousaf Masih, salah satu teman Nauman Masih, mengatakan bahwa Nauman telah dibunuh karena dia seorang Kristen.
"Orang-orang yang membakarnya bertanya apakah dia seorang Kristen sebelum mereka menyiram dia dengan minyak tanah," katanya.
"Kami meminta Ketua Menteri Shahbaz Sharif untuk memastikan bahwa Nauman Masih mendapatkan keadilan dan orang-orang yang membakarnya dihukum menurut hukum," kata Enan, lain teman Nauman Masih.
Seorang pejabat penyelidikan mengatakan bahwa dalam pernyataannya kepada polisi Nauman Masih mengatakan bahwa pada tanggal 9 April, dia keluar toko tempat dia bekerja ketika dua orang memukulinya, menyiram minyak tanah pada dia dan membakarnya.
Pejabat itu mengatakan penyelidikan sedang dilakukan. Sementara itu, Mehwish Bhatti dari Asosiasi Kristen Pakistan-Inggris, mengatakan bahwa sebelum meninggal Nauman Masih mengatakan kepada polisi bahwa dua orang telah mendekatinya dan bertanya kepadanya tentang agamanya.
Ketika dia mengatakan bahwa dia adalah seorang Kristen, mereka memukulinya, dan ketika dia mencoba untuk melarikan diri mereka mengikutinya, menyiramkan minyak tanah ke tubuhnya dan membakarnya, kata Bhatti kepada Christian Today. Dokter mengatakan 55 persen tubuh Masih terbakar, namun pada Rabu pagi dia meninggal.
Para penyerang disebutkan mengenakan topeng ketika kejadian berlangsung, sehingga tidak mudah untuk menangkap mereka. Sementara pamanya, Nadeem Masih mengatakan bahwa pihak polisi menunjukkan kurang berminat dalam menyelesaikan kasus ini.
Pihak Asosiasi Kristen Pakistan-Inggris, seperti dikatakan Bhatti akan meminta polisi mengusut kasus ini. "Dia bilang tidak mudah untuk memaafkan mereka, dia ingin keadilan," kata Bhatti.
Nauman Masih sedang berlatih untuk menjadi seorang penjahit, dan dia sedang dalam perjalanan dari toko penjahit ketika serangan itu terjadi. Para penyerang menghina ibu dan saudara perempuannya. Nauman berjuang untuk memadamkan api di tubuhnya dengan bergulir di atas pasir di tanah.
Menurut Bhatti, sebelum meninggal Nauman mengatakan bahwa dia tidak memiliki masalah dengan siapapun, dan tidak tahu mengapa seseorang akan melakukan hal ini. Namun ada laporan, menurut Express Tribun, bahwa kakek anak itu menyalahkan pamannya yang merencanakan serangan.
"Dia (kakeknya) menuduh paman Nauman itu, Nadeem, dan istrinya, meminta orang melakukan serangan. Dia mengatakan pasangan itu ingin membunuh Nauman untuk mendapatkan rumahnya. Ayah Nauman telah meninggal tiga bulan lalu," kata petugas itu.
Insiden ini terjadi kurang dari sebulan setelah bom bunuh diri oleh militan Taliban Pakistan di dua gereja di Lahore yang membunuh 14 orang dan 78 luka-luka. Serangan ini menyebabkan protes meluas di wilayah itu dan menyerukan perlindungan agi orang Kristen Pakistan.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...