Pakistan: Seorang Pria Tewas Dibakar karena Tuduhan Penistaan Agama
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM-Seorang manajer pabrik ASAL Sri Lanka di Pakistan pada hari Jumat (3/12) dipukuli sampai mati dan dibakar oleh massa. Pihak polisi mengkonfirmasi itu dalam sebuah insiden yang dilaporkan media lokal terkait dengan dugaan penistaan agama.
Beberapa isu yang sering menghantam di Pakistan adalahpenistaan agama, dan bahkan sedikit saja komentar terhadap Islam dapat meningkatkan protes dan menghasut hukuman mati tanpa pengadilan.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan tuduhan (penistaan agama) sering kali digunakan untuk masalah dendam pribadi, dengan sebagian besar warga minoritas menjadi sasaran.
Polisi mengatakan kepada AFP bahwa insiden hari Jumat itu terjadi di Sialkot, sekitar 200 kilometer (125 mil) tenggara ibu kota Pakistan, Islamabad.
Beberapa klip video menampilkan gambar mengerikan yang dibagikan di media sosial menunjukkan massa memukuli korban yang rentan, sambil meneriakkan slogan-slogan menentang penistaan ââagama.
Klip lain menunjukkan tubuh korban terbakar, serta puing-puing dari kendaraan yang terbalik, yang dikatakan sebagai mobil milik korba.
Banyak di antara massa tidak berusaha menyembunyikan identitas mereka dan beberapa mengambil foto narsis di depan mayat yang terbakar.
"Saya sangat terkejut dengan insiden mengerikan di Sialkot," cuit Kepala Menteri Provinsi Punjab, Usman Buzdar, di Twitter.
“Tidak ada yang diizinkan untuk memutuskan hukum di tangan mereka. Yakinlah, individu yang terlibat dalam tindakan tidak manusiawi ini tidak akan selamat!”
Polisi setempat mengatakan mereka akan menyelidiki "semua aspek" dari insiden tersebut.
Juru bicara pemerintah Punjab, Hassan Khawar, mengatakan kepada wartawan di Lahore bahwa "polisi telah menangkap 50 orang setelah insiden itu."
Dia mengatakan bahwa "rekaman CCTV sedang diperiksa dengan cermat karena kami telah diarahkan untuk menyelesaikan penyelidikan dalam waktu 48 jam."
“Kami sangat jelas bahwa Islam mengajarkan kami perdamaian dan ketenangan dan membenci kekerasan,” tambah Khawar.
Sementara itu, perwakilan khusus Perdana Menteri Tahir Ashrafi mengatakan bahwa “mereka yang terlibat dalam tindakan barbar ini telah menyalahgunakan undang-undang penistaan ââagama dan mencemarkan nama baik Islam.”
Slogan yang dinyanyikan dalam video media sosial sama dengan yang digunakan oleh para pendukung Tehreek-e-Labbaik Pakistan (TLP), sebuah partai Islamis yang keras berbicara penistaan ââagama.
TLP di masa lalu melumpuhkan negara dengan protes, termasuk kampanye anti Prancis setelah majalah satir yang berbasis di Paris, Charlie Hebdo, tahun lalu menerbitkan ulang kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad.
Pada hari Minggu ribuan orang membakar sebuah kantor polisi di barat laut Provinsi Khyber Pakhtunkhwa setelah menuntut petugas menyerahkan seorang pria yang dituduh membakar Alquran.
Pada bulan April 2017, massa yang marah menghukum mati mahasiswa Universitas Mashal Khan ketika dia dituduh memposting konten penghujatan secara online.
Sepasang suami istri Kristen digantung kemudian dibakar di tempat pembakaran di Punjab pada tahun 2014 setelah dituduh menodai Alquran. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...