Pakistan: Serangan Bersenjata ke Sebuah Sekolah, Delapan Guru Tewas
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM-Orang-orang bersenjata menyerbu sebuah sekolah di barat laut Pakistan yang bergejolak pada hari Kamis (4/5), menewaskan tujuh guru dan menembak mati guru lain dari sekolah tersebut dalam serangan terpisah.
Sebelumnya pada hari itu, baku tembak dengan militan di tempat lain di wilayah itu menewaskan enam tentara Pakistan.
Kekerasan menggarisbawahi tantangan yang dihadapi pemerintah Perdana Menteri Shahbaz Sharif di tengah lonjakan serangan militan di seluruh negeri dalam beberapa bulan terakhir.
Di Kurram, sebuah distrik di barat laut Provinsi Khyber Pakhtunkhwa yang berbatasan dengan Afghanistan, sekelompok pria bersenjata menyerbu sebuah sekolah negeri tempat para siswa mengikuti ujian. Tujuh guru yang terbunuh adalah anggota komunitas minoritas Syiah Pakistan, yang sering menjadi sasaran militan.
Guru lain dari sekolah yang sama, seorang Muslim Sunni, ditembak mati di jalan dalam serangan terpisah pada hari sebelumnya di Kurram, menurut pejabat polisi setempat, Abbas Ali.
Tidak ada yang segera mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dan Ali mengatakan tidak jelas apakah itu terkait.
“Kami melihat ke semua aspek, dan sejauh ini kami tidak tahu siapa yang membunuh para guru itu,” katanya. Perdana menteri mengutuk serangan terhadap guru dan memerintahkan penyelidikan atas pembunuhan tersebut.
Sebelumnya pada hari Kamis, enam tentara tewas dalam baku tembak di Waziristan Utara, distrik lain di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa. Militer tidak memberikan perincian tentang baku tembak itu tetapi mengatakan bahwa tiga gerilyawan juga tewas.
Wilayah itu adalah bekas kubu Taliban Pakistan, Tehrik-e-Taliban Pakistan, atau TTP, sebagaimana kelompok itu juga dikenal, dan juga militan lainnya. TTP adalah kelompok terpisah tetapi bersekutu dengan Taliban Afghanistan.
Pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban pada Agustus 2021 telah memperkuat TTP, yang telah meningkatkan serangan di seluruh Pakistan, terutama menargetkan pasukan keamanan. Militer dalam beberapa pekan terakhir juga telah melakukan beberapa serangan terhadap tempat persembunyian militan di barat laut, membunuh dan menangkap puluhan pemberontak.
Terpisah dari lonjakan serangan militan, pemerintah Sharif yang kekurangan uang juga berjuang untuk menghidupkan kembali paket bailout dari Dana Moneter Internasional dan pulih dari banjir besar tahun lalu yang menewaskan ratusan orang dan menyebabkan kerusakan US$ 30 miliar. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...