Pakistan: Serangan di Akademi Polisi, 60 Tewas
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM - Sekelompok militan bersenjata berat dan mengenakan rompi bom bunuh diri menyerbu sebuah akademi polisi di Quetta, Pakistan, menewaskan sedikitnya 60 orang dan melukai puluhan lainnya.
Menteri Utama Balochistan, Mir Sarfaraz Bugti, seperti dikutip media setempat, Dawn News, mengatakan, serangah hari Selasa (25/10) itu salah satu serangan ekstremis mematikan tahun ini.
Disebutkan bahwa tiga orang bersenjata menyerbu masuk ke kompleks akademi itu dan menargetkan kamar-kamar di asrama yang ditempati sekitar 700 calon polisi yang umumnya anak muda berusia antar 15 dan 25 tahun. Sebagian dari mereka berhasil melarikan diri.
Penyadapan komunikasi menunjukkan serangan itu dilakukan oleh kelompok Al-Alimi, sebuah faksi dari kelompok militan Lashkar-i-Jhangvi (LJ), kata Mayor Jenderal Sher Afgan dari Korps Perbatasan (FC) dengan Afganistan.
Sebagian besar korban tewas disebabkan oleh ledakan bom rompi dari dua pelaku. Pelaku ketiga ditembak mati oleh tentara dari Korps Perbatasan (FC). Setidaknya 117 orang terluka, menurut laporan Dawn News.
"Saya melihat tiga orang yang membawa senapan Kalashnikov... mereka berada mengenakan pakaian kamuflase dan wajah mereka ditutupi," kata seorang calon polisi. "Mereka mulai menembak dan masuk asrama, tapi saya melarikan diri dengan memanjat tembok."
Bugti menegaskan kepada wartawan bahwa ada tiga penyerang. "Mereka pertama menargetkan penjaga di menara pengawas, dan terjadi tembak-menembak. Setelah membunuh penjaga mereka memasuki halaman akademi," katanya.
Editor : Sabar Subekti
Ajax Akan Gunakan Lagi Logo Tahun 1928
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Klub sepak bola Liga Belanda, Ajax Amsterdam, kembali menggunakan logo la...