Pakistan Tangkap 10 Tersangka Terkait Perahu Migran Tenggelam di Yunani
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang Pakistan menangkap 10 tersangka perdagangan manusia beberapa hari setelah puluhan migran tenggelam di lepas pantai Yunani, kata para pejabat pada hari Minggu (18/6).
Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, juga memerintahkan tindakan keras segera terhadap agen yang terlibat dalam penyelundupan manusia, dengan mengatakan mereka akan "dihukum berat".
Setiap tahun, ribuan anak muda Pakistan memulai perjalanan berbahaya mencoba memasuki Eropa secara ilegal untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Kemungkinan ada lusinan orang Pakistan di antara mereka yang berada di atas kapal pukat berkarat yang tenggelam di semenanjung Peloponnese Yunani pada hari Rabu, menewaskan sedikitnya 78 orang dengan ratusan lainnya hilang.
Para pejabat mengatakan sembilan orang telah ditahan di Kashmir yang dikelola Pakistan, rumah bagi sebagian besar korban, dan satu orang di Gujrat, sebuah kota yang telah lama menjadi batu loncatan bagi para migran.
“Mereka saat ini sedang diselidiki atas keterlibatan mereka dalam memfasilitasi seluruh proses,” kata Chaudhary Shaukat, seorang pejabat lokal dari Kashmir yang dikelola Pakistan.
Dalam pernyataan bersama, Organisasi Internasional untuk Migrasi dan Badan Pengungsi PBB mengatakan antara 400 hingga 750 orang diyakini berada di kapal feri tersebut.
Pada hari Sabtu, kementerian luar negeri Pakistan mengatakan 12 warga negara telah selamat, tetapi mereka tidak memiliki informasi tentang berapa banyak yang berada di kapal tersebut.
Seorang pejabat imigrasi mengatakan kepada AFP tanpa menyebut nama bahwa angka itu bisa melampaui 200.
"Perdana Menteri telah memberikan arahan tegas untuk mengintensifkan upaya memerangi individu yang terlibat dalam kejahatan keji perdagangan manusia," kata kantornya dalam sebuah pernyataan.
Kombinasi kekacauan politik dan ekonomi di ambang kehancuran mendorong puluhan ribu warga Pakistan meninggalkan negara itu, secara legal dan ilegal.
Laki-laki muda, terutama dari Punjab timur dan Provinsi Khyber Pakhtunkhwa barat laut, sering menggunakan rute melalui Iran, Libya, Turki, dan Yunani untuk memasuki Eropa secara tidak sah. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...