Palestina - Israel Memasuki Putaran Kedua Perundingan di Yericho
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Palestina dan Israel memasuki putaran kedua perundingan damai yang berlangsung di Yericho, di Tepi Barat yang dimulai hari Rabu (21/8), namun proses itu tampaknya masih terganjal oleh masalah pembangunan pemukiman yang dilakukan oleh pihak Israel.
Pejabat senior PBB dalam sidang di Dewan Keamanan, hari Rabu di New York menyebutkan bahwa pembicaraan pada putaran kedua oleh kedua pihak merupakan langkah kecil namun penting untuk membuka jalan perdamaian.
"Kami sekarang telah mencapai titik yang menentukan. Hal ini akan menjadi ujian bagi kedua pihak untuk bergerak dan tidak mengecewakan rakyat mereka," kata Oscar Fernandez-Taranco, Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Politik kepada 15 anggota Dewan Keamanan.
Membuka Akses
PBB, seperti diungkapkan Sekjen, Ban Ki-moon, menyebutkan mendukung sepenuhnya kedua pihak untuk mencapai upaya-upaya kemajuan dalam perdamaian. Ban mengunjungi Israel dan Palestina pertengahan Agustus ini dan mendorong kedua pihak untuk melakukan negosiasi langsung, dan berharap ada kesepakatan yang bisa menentukan bagi perdamaian di Timur Tengah.
Fernandez-Taranco mencatat bahwa pemerintah Israel telah menerapkan sejumlah langkah untuk untuk membuka akses ke arah timur bagi warga Palestina dari Tepi Barat ke Yerusalem Timur selama Ramadhan.
"Meskipun hal itu terbatas, namun merupakan langkah maju yang penting dalam proses politik," katanya. Dan menambahkan bahwa Ban Ki-moon juga mendorong pemerintah Israel membuat rencana tambahan untuk lebih mengurangi pembatasan pada gerakan Palestina, dan memuka lebih luas akses bagi orang Palestina dan arus barang.
Ganjalan Pembangunan Pemukiman
PBB, kata dia, masih tetap sangat terganggu oleh aktivitas Israel dalam membangun pemukiman di Tepi Barat. Baru-baru ini, Israel pengumuman pembangunan sekitar 3.000 unit rumah di tepi barat dan telah disetujui pemerintah.
"Posisi PBB pada permukiman yang melawan hukum internasional tetap kuat," kata Fernandez-Taranco. "Kegiatan itu memperdalam ketidakpercayaan, dan melemahkan usaha untuk memajukan perdamaia, dan pada akhirnya akan membuat solusi dua negara menjadi tidak mungkin."
Tentang wilayah Gaza, PBB menekankan pentingnya pihak Gaza terlibat dalam proses perdamaian. PBB kembali menyerukan kepada Hamas yang secara de facto memerintah wilayah itu untuk tidak menghambat upaya untuk mencapai solusi damai dua negara.
Sementara itu, pihak Palestina mungkin akan beralih ke badan-badan PBB dalam menanggapi pembangunan permukiman Israel. Juru bicara Palestina menyebutkan pihaknya semakin frustrasi atas rencana Israel dalam mempromosikan pembangunan lebih dari 3.000 unit.
Jika Amerika Serikat tidak mampu menghentikan pembangunan permukiman Israel, yang dianggap ilegal oleh sebagian besar masyarakat internasional, Palestina mungkin harus mencari keadilan di tempat lain, kata Hanan Ashrawi, seorang pejabat senior di Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
"Kami mengatakan dengan sangat jelas bahwa jika Israel tidak berhenti (membangun pemukiman), maka kami harus pindah," kata Ashrawi selama tur di Yerusalem Timur di mana ratusan apartemen baru direncanakan di bangun.
Ashrawi mengatakan dia mengekspresikan posisi resmi Palestina. Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, mungkin enggan untuk menyampaikan hal itu, karena khawatir mengganggu negosiasi yang tengah berlangsung. (un.org / haaretz.com)
Editor : Sabar Subekti
Satu Kritis, Sembilan Meninggal, 1.403 Mengungsi Akibat Erup...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 1.403 korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, N...