Palestina: Negara Yahudi itu Khayalan
ISRAEL PALESTINA, SATUHARAPAN.COM – Palestina tidak mengakui Israel sebagai negara Yahudi. Meskipun hal ini dapat menyumbangkan kegagalan perundingan damai.
Pejabat Palestina Mahmoud Khalifa menyebut tuntutan Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Liberman bahwa pengakuan Palestina atas Israel sebagai negara Yahudi merupakan khayalan. Hal ini disampaikannya pada Kamis (18/4).
Dia menyatakan Israel telah melarikan diri dari pelaksanaan perundingan perdamaian. Keadaan ini akan menutupi kejahatannya dengan pembangunan permukiman dan pencurian tanah.
Mahmoud Khalifa juga mengatakan operasi Israel atas terorisme di wilayah Palestina merupakan "tindakan agresif dan sepihak yang menunjukkan dengan jelas bahwa Israel meminggirkan proses perdamaian."
Dia kemudian menuduh Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu dan Liberman itu memperdagangkan kekuasaan dan pembunuhan.
"Logika kekuasaan telah mengakar dalam pendudukan, masih dominan dalam kepemimpinan sayap kanan Israel," kata Mahmoud Khalifa. "Liberman dan pernyataan Netanyahu ( ...) membuktikan sekali lagi bahwa pendudukan adalah masalah, dan menyebabkan ribuan pembantaian biadab, mengakibatkan ratusan ribuan martir, terluka dan tahanan, semua karena mereka menolak menyetujui kebijakan penjajah."
Mahmoud Khalifa menyimpulkan dengan mengatakan Israel telah menutup-nutupi pembunuhan lebih dari satu abad di bawah naungan pemerintah Israel. Dia juga menyebutkan operasi anti teror itu mempersalahkan korban.
Palestina secara resmi menolak mengakui Israel sebagai negara Yahudi di seluruh perundingan. Liga Arab juga menolak Israel sebagai negara Yahudi. Mahmoud Abbas berada di antara topik penting perundingan perdamaian yang gagal setelah Palestina mendekati ke PBB untuk mengajukan keanggotaan dalam organisasi internasional itu. (israelnationalnews.com)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...