Palestina Perluas Kontrol Keamanan di Tepi Barat
RAMALLAH, SATUHARAPAN.COM – Polisi Palestina mengatakan bahwa mereka telah memperpanjang kontrol keamanan mereka di beberapa bagian Tepi Barat yang diduduki setelah mendapatkan kesepakatan dengan Israel. Ini merupakan pertama kalinya bagi polisi Palestina berjaga di kota-kota dekat Yerusalem.
Juru bicara polisi Palestina Louy Izriqat mengatakan ada 90 petugas dikerahkan di Abu Dis, A-Ram dan Biddu di mana kota tersebut sebagian besar telah berada di bawah kontrol keamanan Israel sejak 1993.
Negosiasi berikutnya yang ditengahi oleh Amerika Serikat antara kedua belah pihak dinilai gagal untuk menjaga perjanjian keamanan, meskipun ada satu kemajuan kecil yaitu termasuk memperluas kewenangan polisi Palestina di beberapa daerah.
“Sebuah perjanjian lama dilaksanakan hari ini,” kata Izriqat kepada Reuters pada Rabu (8/4) dan menambahkan bahwa petugas tersebut diperlengkapi dengan senapan dan pistol. Mereka akan bertanggung jawab untuk memerangi kejahatan.
Hingga saat ini masih belum jelas alasannya mengapa kesepakatan tersebut dihidupkan kembali.
Militer Israel telah mengeluarkan pernyataan bahwa seorang jenderal baru akan ditugaskan dengan pasukan Israel di Tepi Barat dan telah memutuskan untuk membuka kantor polisi di kota-kota tersebut untuk mengatasi masalah kriminal serta menjaga ketertiban umum bagi penduduk Palestina yang tinggal di sebagian Tepi Barat dekat Yerusalem.
Polisi Palestina telah berpatroli di bagian lain dari Tepi Barat, wilayah yang direbut Israel dalam perang pada 1967 tetapi sebagian besar mereka beroperasi di daerah-daerah di bawah kendali langsung dari Otoritas Palestina seperti Ramallah dan Bethlehem.
Lingkungan Palestina dekat Yerusalem yang telah diklaim secara sepihak sebagai wilayah yang tidak bisa dibagi oleh Israel telah berada di bawah kendali pasukan Israel.
Beberapa waktu yang lalu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas memperingatkan bahwa mungkin mereka akan menghentikan koordinasi keamanan dengan Israel yang dipandang oleh diplomat Barat sebagai hal yang penting untuk mempertahankan ketenangan di Tepi Barat dan mencegah pemberontakan baru.
Namun, ancaman datang setelah Israel memutuskan untuk menahan penerimaan pajak Palestina yang dikumpulkan atas nama Otoritas Palestina setelah para pemimpin Palestina mengumumkan mereka akan bergabung dengan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Atas desakan internasional, Israel kemudian mengirim Palestina sebagian dana yang telah ditahan pada awal pekan ini. Namun, Abbas menolak untuk menerima uang tersebut karena pihak Israel memotong dana tersebut untuk membayar tagihan listrik.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Ratusan Tentara Korea Utara Tewas dan Terluka dalam Pertempu...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Ratusan tentara Korea Utara yang bertempur bersama pasukan Rusia mela...