Pameran Foto Karya Juli Sofyan: Memotret Sejarah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM Foto-foto seputar aksi demonstrasi terpampang di dinding-dinding ruang pamer Gedung Dewan Harian Nasional 45 Kompleks Museum Juang 45 Jakarta (6/11). Foto-foto yang terpampang itu dalam rangka peringatan peristiwa Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan.
Foto-foto aksi demonstrasi itu bukan saja rekaman peristiwa pergerakan pemuda dan mahasiswa tetapi rekaman peristiwa aksi demonstrasi pelbagai elemen masyarakat. Foto-foto hasil jepretan Juli Sofyan ini merupakan rekaman peristiwa dari 1996 sampai 2013.
Juli Sofyan mengaku bahwa foto-foto yang dihasilkannya merupakan bagian dari memotret sejarah. Sebuah rekaman peristiwa yang diabadikan dalam foto merupakan pilihan yang matang. Walau rekaman peristiwa itu aksi demonstrasi atau kerusuhan tetapi harus memliki satu kriteria, yaitu memiliki daya tarik artistik.Kerusuhan 1998, protes mahalnya biaaya rumah sakit, hingga slogan sosialisme pun diabadikannya.
Laki-laki kelahiran Jakarta 7 Juli 1962 ini menyukai persoalan sosial dan human interest. Sebelum kuliah di Sekolah Tinggi Publisistik Jakarta, Juli Sofyan sudah menjadi wartawan di majalah remaja Mitra di usia 19 tahun. Kemudian bekerja di majalah Topik, majalah ini mengalami pembredelan pada masa Pemerintahan Orde Baru. Juli Sofyan pernah juga bekerja di Harian Merdeka dan Harian Jayakarta.
Juli Sofyan menceritakan bahwa proses belajar fotografinya lebih ke otodidak. Walau otodidak sejumlah penghargaan jurnalistik diraihnya. Antara lain menjadi penulis terbaik pada Hari Pers Nasional 1991 dan Juara Harapan II Lomba Foto Indonesia Emas yang diselenggarakan Majalah Gatra.
Karya fotografi Julia Sofyan bertema Jejak Yang Terlupakan ini dapat disaksikan dari tanggal 29 Oktober hingga 10 November 2013 di ruang pamer Gedung Dewan Harian Nasional 45 Kompleks Museum Juang 45 Jakarta.
Editor : Bayu Probo
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...