Pameran Naskah Pecenongan: Generasi Muda Perlu Memperdalam Kearifan Lokal
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Generasi muda Indonesia saat ini perlu bimbingan alternatif selain hiburan audio-visual agar dapat mengetahui penyelesaian masalah bangsa. Berbagai naskah yang dipamerkan dalam Pameran Naskah Pecenongan adalah salah satu jawabannya.
Hal ini dikatakan Deputi Pengembangan Informasi Perpustakaan Nasional Ripublik Indonesia (PNRI), Helminingsih, saat acara pembukaan Pameran Naskan Pecenongan Koleksi Perpustakaan Nasional: Sastra Betawi Akhir Abad ke-19, yang berlangsung di Galeri Cipta III Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada Kamis (11/7).
“Kearifan lokal yang terkandung dalam teks-teks naskah kuno menjadi alternatif solusi untuk menyelesaikan pelbagai masalah yang kini dihadapi bangsa. Naskah kuno juga menunjang dalam pengembangan sastra modern.” ujar Helminingsih.
Menurut Helminingsih, pameran yang dijadwalkan berlangsung di Galeri Cipta III Taman Ismail Marzuki, Jakarta, antara tanggal 11 s.d. 20 Juli 2013. ini akan juga menggelar diskusi-diskusi tentang sastra dan inti permasalahan yang ada di dalamnya. Setiap harinya galeri pameran akan dibuka mulai pukul 10:00 hingga 17:00 ini menampilkan 26 karya dari 32 jilid naskah Pecenongan. 31 naskah yang dipamerkan salah satunya merupakan karya Muhammad Bakir, pengarang terkenal dari Betawi.
“Pameran ini bagian rutin dari kegiatan tahunan PNRI, sekaligus promosi dari bentuk pustaka sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sosialisasi PNRI dan koleksi naskah-naskah kuno nusantara PNRI yang diperuntukkan bagi anak-anak muda.” ujar Helminingsih.
Helminingsih mengatakan bahwa PNRI merupakan bagian dari Pemerintah Propinsi DKI Jakarta yang bertugas untuk melestarikan budaya lokal karena menggunakan dukungan pemerintah propinsi DKI Jakarta sebagai pendanaannya.
“PNRI senantiasa berpartisipasi dalam pelestarian budaya lokal dengan menggunakan dukungan pemerintah Propinsi DKI Jakarta. PNRI sebenarnya ingin mendapat masukan lebih banyak filolog lagi agar lebih mudah untuk mengkoleksi naskah, karena saat ini naskah-naskah kuno dari penyair Muhammad Bakir terdapat 6 tumpukan naskah di Leiden, dan 16 di Leningrad, Russia.” Ujar Helminingsih.
Helminingsih menyatakan keprihatinan karena masyarakat Indonesia saat ini nyaris tak mengenal sastra lama karena tidak pernah membacanya, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mencoba mengatasi hal tersebut dengan menyelenggarakan dan mendekatkan naskah-naskah kuno ini melalui pameran ini.
Ciri khas dari pameran ini yakni nantinya menggelar demonstrasi penyalinan naskah beraksara Jawi yang akan digelar Drs. H. Sanwani, Komari, Didik Purwanto S.S. dan Yeri Nurita S.S. Acara tersebut nantinya juga akan digelar berselang-seling dengan diskusi-diskusi sastra yang antara lain berjudul “Cerita Wayang dalam Naskah Pecenongan” akan digelar pada (15/7), selanjutnya ada diskusi “Cerita Petualangan Dalam Naskah Pecenongan” akan digelar pada (17/7), dan yang terakhir “Cerita Panji dalam Naskah Pecenongan” pada (17/7).
Editor : Yan Chrisna
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...