Pameran Perupa Muda (ng)impi(an) Digelar Selama 8 Hari
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Setelah melewati proses pemilihan karya seni dengan mengacu kepada sejumlah kriteria, seperti kesesuaian konsep dengan tema (ng)impi(an), Pameran Perupa Muda (PAPERU) yang merupakan rangkaian acara Festival Kesenian Yogyakarta 28 dibuka secara resmi di pelataran Taman Budaya Yogyakarta oleh Direktur Kedai Kebun Forum, Yustina Neni pada Senin (29/8) malam.
Tim PAPERU beserta tim seleksi terdiri dari dosen jurusan Seni Rupa ISI Yogyakarta Dwi Marianto, narasumber FKY 28 Rain Rosidi, dan kurator PAPERU Hendra Himawan memilih 74 karya perupa peserta PAPERU.
Selain melakukan proses seleksi karya, tim mengundang beberapa nama untuk turut ambil bagian dalam PAPERU sebagai seniman undangan. Antara lain dua seniman dari Malaysia dan seorang seniman dari Hongaria.
Dalam sambutannya Yustina Neni memberikan apresiasi atas karya perupa muda yang terlibat di PAPERU.
"Pameran ini adalah jangkauan-jangkauan pemikiran (senima/perupa) di masa depan. Jangkauan sebuah mimpi yang mungkin tidak terpikirkan (tentang) apa yang akan terjadi 50 tahun mendatang pada (mungkin) 10 meter di dekat kita (saat ini)," kata Yustina Neni.
Yustina menyoroti karya seni rupa yang dipamerkan apakah menjangkau visi dan mimpi tentang perkembangan kota Yogyakarta di masa depan. Pada titik ini Neni berharap seniman/perupa muda pun mampu berpikir yang menjangkau ruang hidup di masa datang.
Eksperimentasi, pengolahan materi-media, serta respon seniman/perupa menangkap dan menuangkan konsep dalam karya, ketiga kriteria inilah yang digunakan tim seleksi dalam memilih 27 seniman aplikasi melengkapi 32 seniman undangan dalam PAPERU.
Kedua puluh tujuh seniman aplikasi dijaring dari 245 seniman/perupa muda yang mengajukan aplikasi karyanya melalui seleksi yang ketat. Selain itu, tim seleksi mengundang perupa Heri Dono sebagai perupa undangan kehormatan.
Menurut Hendra Himawan tema (ng)impi(an) berangkat dari konsep surealisme dari ide alam bawah sadar dengan bentuk yang tidak bisa diraba dan dilihat namun masih masuk akal untuk diproyeksikan.
"Ngimpi adalah peristiwa di luar kesadaran, sementara ngimpian justru berasal dari kesadaran (kita) atas mimpi-mimpi kita," kata Hendra Himawan.
Disela-sela acara pembukaan pameran, kepada satuharapan.com Hendra menjelaskan bahwa PAPERU bisa melengkapi pameran seni rupa yang sudah ada di Yogyakarta seperti Biennale Jogja, Art Jog, Nandur Srawung, Drawing Nusantara, maupun pameran seni rupa lainnya.
"Karya yang terpilih masih (sebatas) merespon pada tema yang ada. Meski begitu ada tawaran baru dari perupa muda dalam hal pengolahan materi dan media. Ini perkembangan yang menggembirakan," kata Hendra tentang karya seniman aplikasi.
Enam puluh karya seniman/perupa akan dipamerkan di Taman Budaya Yogyakarta selama delapan hari mulai 29 Agustus hingga 5 September 2016. Acara pembukaan PAPERU dimeriahkan perform Jen Shyu dalam olah tari-vokal dan permainan alat musik Yueqin (gitar tradisional Tiongkok) dan Gayageum (Korea), Ican Harem, dan DJ Ones.
Selama pameran berlangsung, PAPERU juga diramaikan dengan acara bursa seni, diskusi seni, lokakarya, serta panggung mimpi.
Gereja-gereja di Ukraina: Perdamaian Dapat Dibangun Hanya At...
WARSAWA, SATUHARAPAN.COM-Pada Konsultasi Eropa tentang perdamaian yang adil di Warsawa, para ahli da...