Panama Papers Pakai Palang Merah Sembunyikan Kekayaan
PARIS, SATUHARAPAN.COM - Firma hukum Mossack Fonseca yang berada di balik berdirinya perusahaan-perusahaan yang terungkap dalam apa yang disebut Panama Papers, secara berkala menggunakan nama Palang Merah dan berbagai lembaga amal lainnya untuk menyembunyikan asal-usul jutaan dolar dana yang dipertanyakan keabsahannya.
Yang mengejutkan, tidak ada pemberitahuan bahwa nama-nama lembaga amal tersebut digunakan untuk itu. Juru bicara Palang Merah Internasional, Claire Kaplun, kepada The Associated Press pada hari Minggu mengatakan pengungkapan nama Palang Merah adalah "kejutan total dan sesuatu yang kami anggap sangat mengguncang."
Surat kabar Prancis, Le Monde dan Swiss Le Mtin Dimanche melaporkan bahwa Mossack Fonseca membuat yayasan-yayasan boneka dengan nama bernuansa sosial, seperti "Faith Foundation." Yayasan-yayasan ini dipakai sebagai pemilik saham di sekitar 500 perusahaan offshore.
Salah satu nama yang disebut adalah Palang Merah, yang oleh Mossack Fonseca dicantumkan sebagai lembaga penerima manfaat. Penggunaan nama Palang Merah bertujuan setidaknyan untuk dua hal. Pertama, untuk menyembunyikan siapa sejatinya penerima manfaat dari perusahaan tersebut dan kedua, memberi aura LSM pada yayasan-yayasan itu.
Belum ada komentar Mossack Fonseca tentang hal ini.
"Mengingat bahwa institusi bank dan keuangan dewasa ini meminta bank dan lembaga keuangan tentang siapa penerima manfaat, maka menjadi sulit bagi kami untuk tidak membocorkan identitas orang-orang dari Faith Foundation," kata sebuah email, yang dikirimkan Mossack Fonseca, sebagaimana dikutip oleh New York Post.
"Itu sebabnya kami telah menerapkan struktur yang menyebut nama 'Palang Merah Internasional."
Email lain yang dikutip oleh surat kabar itu menunjukkan Mossack Fonseca sengaja membiarkan Palang Merah tidak mengetahui namanya diperalat.
"Menurut hukum Panama, penerima manfaat yang merupakan yayasan dapat digunakan tanpa menyadarinya," kata email, menurut koran-koran yang melakukan investigasi itu.
"Itu berarti Palang Merah Internasional tidak tahu tentang pengaturan ini," tulis koran itu.
Juru bicara Palang Merah berkomentar keras atas temuan ini.
"Kami bekerja di daerah konflik. Kami bekerja tanpa senjata. perlindungan kami adalah nama kami, logo kami, "kata juru bicara Palang Merah dalam sebuah wawancara telepon.
"Katakanlah uang ini terkait dengan pihak yang bertikai dalam konflik. Bayangkan konsekuensi apa yang terjadi," kata dia.
Ia mengatakan bahwa menggunakan nama kelompok atau logo tanpa izin, dilarang oleh hukum internasional - dan bisa menempatkan staf kelompok PBB dalam bahaya.
Investigasi surat kabar itu terhadap Faith Foundation juga memunculkan sejumlah koneksi yang patut dipertanyakan.
Penelusuran terhadap Faith Foundation mengarah kembali ke mantan Presiden Argentina, Nestor Kirchner, dan istrinya, Cristina Fernandez de Kirchner, yang menggantikannya pada tahun 2007. Yayasan ini juga memainkan peran dalam transaksi real estate di London yang melibatkan pemimpin Emirati, Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahayan.
Surat kabar itu juga menambahkan bahwa yayasan lainnya yang berbasis di Panama memainkan peran serupa dalam menutupi keuangan Elena Baturina, istri mantan walikota Moskow, yang berulang kali tercatat sebagai wanita terkaya Rusia.
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...