Pangeran Charles akan Ajak Trump Dialog Antariman dan Lingkungan
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Pangeran Charles akan menyambut pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk membahas isu-isu antaragama.
Laporan Reuters yang dikutip kembali Christian Today, hari Selasa (31/1), menyebutkan ajakan Pangeran Charles tersebut muncul di tengah kecaman atas larangan pengungsi baru masuk ke AS yang dikeluarkan presiden baru tersebut, dan Perdana Menteri Inggris yang baru Theresa May menjadwalkan akan menerima kunjungan Trump tahun ini.
Meskipun penolakan dari kebijakan Trump di Inggris meluas, seorang sumber kerajaan mengatakan Pangeran Charles tidak akan mundur.
Menurut Christian Today, Pangeran Charles dikenal sejak lama sebagai sosok yang sering menjembatani hubungan antaragama, dan memiliki kedekatan dengan para bangsawan negara Arab dan Teluk.
Ia memiliki kepedulian terhadap penderitaan orang Kristen yang teraniaya di Suriah, suatu isu yang dimunculkan Trump saat menjalani kampanye presiden AS tahun lalu. Guardian menyebut isu Kristen teraniaya merupakan bahan pembicaraan yang dapat menjembatani dua sosok tersebut.
Namun, saat berbicara kepada organisasi yang memiliki kepedulian terhadap gereja-gereja, Aid to the Church in Need, Pangeran Charles mengatakan, "Kita sekarang melihat banyak muncul kelompok populis di seluruh dunia yang semakin agresif terhadap orang-orang yang beragama minoritas.”
Salah seorang yang mendukung ide yang dikemukakan Pangeran Charles mengatakan ia pergi ke Timur Tengah selama beberapa tahun terakhir atas permintaan pemerintah.
“Pangeran Charles menjadi duta yang jujur ââdan netral. Dia adalah sosok yang mendengarkan, dapat memberi laporan dan jika dibutuhkan sekarang Pangeran Charles dapat melakukannya dengan Presiden Trump. Satu-satunya yang bisa memutuskan adalah pemerintah. Pembicaraan tersebut merupakan hal yang penting untuk negara ini,” menurut sumber yang tidak disebutkan namanya tersebut.
Perubahan Iklim
Sumber tersebut juga mengatakan Pangeran Charles ingin membicarakan tentang perubahan iklim dengan Trump. Pangeran Charles telah lama menjadi salah satu sosok penting mengatasi perubahan iklim. Pekan lalu, ia merilis buku seri tentang lingkungan berjudul Ladybird, yang mengingatkan bahwa saat ini ada pemangsa yang siap merusak lingkungan.
Trump sempat mengatakan perubahan iklim di seluruh dunia diakibatkan oleh orang-orang Tiongkok, dengan tujuan agar produk manufaktur AS tidak dapat bersaing di tingkat dunia.
Menurut laporan, Pangeran Charles dianggap sebagai sosok yang tepat dalam membantu menjaga integritas pakta perubahan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa. (christiantoday.com)
Editor : Sotyati
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...