Panglima TNI : TNI Perlu Inovasi di Bidang Kemiliteran
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengatakan TNI memerlukan inovasi-inovasi di bidang kemiliteran, sehingga dapat membantu tugas pokok TNI dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari segala ancaman.
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ketika menjadi pembicara kunci didepan 168 orang peneliti pada acara Workshop Konsorsium Riset Hankam di Ruang Senat Universitas Sebelas Maret, Surakarta, hari Kamis (11/8).
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan bahwa, TNI saat ini memerlukan kapal selam karena RI adalah negara kepulauan dan juga memerlukan kapal-kapal dengan daya rusaknya lebih besar dengan kecepatannya lebih tinggi serta penggunaan alat komunikasi dengan teknologi satelit.
“Ini tantangan bagi para peneliti, inovasi-inovasi seperti inilah yang diperlukan saat ini,” kata dia.
Dalam menghadapi tantangan dan ancaman bangsa Indonesia kedepan, Panglima TNI mengatakan bahwa TNI tidak akan mampu melaksanakan tugas pokoknya sendirian tanpa bekerjasama dengan semua komponen bangsa.
“Kita harus bersatu untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dengan memanfaatkan modal geografi untuk menjadi negara agraris, negara maritim dan negara industri,” kata dia.
Sebagai contoh dengan adanya kapal-kapal kecil milik rakyat dan nelayan, bila dibutuhkan bisa dipersenjatai dengan senjata roket yang portable dan praktis dengan jarak tembak pendek sampai dengan sedang, dimana kapal nelayan bersama personel TNI yang dipersenjatai tersebut dapat memanfaatkan unsur geografi laut Indonesia dengan menjadikan pulau-pulau kecil sebagai tempat persembunyian dan perlindungan.
“Nelayan ini juga akan didampingi oleh angkatan laut, disinilah yang dibutuhkan tenaga para teknorat untuk bisa menciptakan senjata misil portable. Yang jarak tembak senjata misil tersebut mencapai 15 km, apabila dalam emergency nanti kapal-kapal tersebut akan didampingi kapal Angkatan Laut dengan senjata misil portable 2 orang,” kata dia.
Selain Panglima TNI sebagai pembicara kunci, turut memberikan paparan sebagai pembicara utama antara lain : Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Pothan) Dr. Ir. Timbul Siahaan, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan (Risbang) Dr. Muhammad Dimyati dan Dirjen Penguatan Inovasi Dikti Dr. Jumain Appe.
Setelah pelaksanaan workshop panglima TNI meninjau pameran TNI–UNS Technomilitary Festival yang diikuti TNI AD 11 satuan, TNI AL 5 Satuan, TNI AU 5 satuan. Pada Pameran yang akan berlangsung selama 3 hari, 10 hingga 12 Agustus 2016, pihak TNI, maupun UNS sepakat, masyarakat dapat menikmati kendaraan tempur, seperti Tank AMX-13, Modernization dengan berat 17,8 ton, Tank Marder IA3 berat 33,5 ton, kendaraan Peluncur Roket yang memiliki berat 28 ton, Meriam 155M, Caesar 155/52, Tank Leopard 2A4 dengan berat 55,15 ton dan sebagainya.(PR)
Editor : Eben E. Siadari
Risiko 4F dan Gejala Batu Kantung Empedu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter spesialis bedah subspesialis bedah digestif konsultan RSCM dr. Arn...