Pantau PON XXI, Pemprov DKI Beri Bonus Atlet Berprestasi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, memantau Pekan Olahraga Nasional (PON) di Bandung, Jawa Barat. Ia menyatakan bangga dengan prestasi para atlet DKI yang telah berlaga dan berprestasi.
"Pemprov DKI datang ke Bandung untuk memberi dukungan pada atlet di PON sekaligus evaluasi terhadap pelaksanaan PON di Jawa Barat. Nanti akan ada bonus bagi atlet yang berprestasi," kata Djarot, hari Selasa (27/9), saat memantau PON di Bandung.
Pemberian award atau bonus untuk atlet berprestasi yang dimaksudkan Djarot ialah total sebesar Rp 280 miliar.
Namun, satu hal yang disayangkan Djarot ialah adanya banyak keluhan dari ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) mengenai ketidakadilan jalannya pertandingan hingga perizinan atlet yang ikut bertanding.
"DKI Jakarta mengapresiasi penyelenggaraan PON di Jawa Barat, tetapi kami merasa prihatin tentang adanya berbagai pelanggaran dan ketidakadilan dalam pertandingan yang diikuti atlet kami," ujar dia.
Djarot menjelaskan, apabila ini tidak segera diperbaiki maka akan menjadi awal mula kehancuran olahraga nasional.
DKI Jakarta, lanjut dia, dalam mengikuti PON telah sepakat untuk bermain sportif. Pemprov DKI berharap dengan kejadian ini, PON ke depannya tidak hanya menjadi lomba meraih medali tetapi melahirkan atlet-atlet berprestasi untuk dipersiapkan mengikuti Sea Games dan Asian Games.
"PON bagi kami adalah batu pijakan untuk berorientasi pada ajang olahraga internasioanal. Jakarta juga akan segera menjadi tuan rumah Asian Games pada tahun 2018," katanya.
Kecurangan yang dimaksudkan oleh Djarot yakni adanya kecurangan perhitungan wasit dalam cabang olahraga yang tidak terukur seperti pertandingan cabang renang indah, terbang layang, motor, hoki, dan polo air. Selain itu juga adanya transfer pemain yang dilakukan berbagai provinsi peserta PON dan diakui sebagai atlet daerah. Permasalahan suporter yang anarkis terhadap para atlet juga merugikan karena membuat atlet merasa trauma dan cemas dalam pertandingan.
"PON seharusnya sebagai ajang pemantauan pembinaan atlet di seluruh daerah. PON juga dimaksudkan untuk menunjukkan prestasi bukan kecurangan yang itu tak hanya merugikan atlet, tapi juga kontingen," ujar Djarot.
Djarot menegaskan Pemprov DKI akan menindaklanjuti permasalahan yang dianggap juga telah melanggar hak asasi manusia sesuai peraturan yang berlaku, sekaligus sebagai kritik bagi KONI Pusat dan Kemenpora.
"Penyelenggaraan olahraga apapun harus profesional, bukan hanya antar Jawa Barat dan DKI saja. Ke depannya harus menjadi perhatian pemerintah pusat agar PON tidak memecah persatuan. Harus diperbaiki secara nasional. Kita harus menjaga seluruh atlet di Indonesia," ujar dia.
Hari ini, Djarot bersama ketua KONI dan Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi, telah memantau pertandingan tim basket DKI melawan Jawa Barat serta senam aerobik.
Prasetyo berharap ke depannya kericuhan tidak terjadi lagi dalam PON. "Jangan terjadi lagi. DKI harus tetap semangat," tuturnya.
Dari informasi yang dihimpun, hingga hari Senin (26/9) malam, kontingen DKI Jakarta berada di peringkat tiga dengan 109 medali emas, 110 perak, dan 105 perunggu. Tuan rumah Jawa Barat dengan 177 medali emas, 124 perak, dan 132 perunggu berada di posisi pertama.
Sementara itu, di posisi kedua ditempati Jawa Timur yang berhasil mengumpulkan 115 medali emas, 112 perak, dan 108 perunggu.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Kepala Militer HTS Suriah Akan Membubarkan Sayap Bersenjata
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Kepala militer "Hayat Tahrir al-Sham" (HTS) Suriah yang menang m...