Papua Merdeka akan Diperdebatkan di Konferensi Mahasiswa UK
BRIGHTON, SATUHARAPAN.COM - Isu Papua Merdeka menjadi salah satu topik yang diperdebatkan dalam konferensi nasional serikat mahasiswa Inggris atau National Union Student of United Kingdom (NUS) Conference, yang akan berlangsung pada 25-27 April mendatang.
Setiap tahun, delegasi dari serikat mahasiswa Inggris berhak mengajukan usulan masalah untuk dibahas dan bila disetujui akan menentukan kebijakan serikat mahasiswa terbesar di Inggris itu.
Ada ratusan usulan yang lolos untuk diperdebatkan di tingkat nasional. Usulan untuk memperdebatkan isu Papua Merdeka datang dari serikat mahasiswa Universitas Warwick, Inggris, universitas yang selama ini banyak melakukan riset tentang Papua.
Mosi yang mereka usulkan terdaftar dalam mosi nomor 517 dengan judul Solidarity with the Freedom of West Papua Cause.
Sebagaimana tercantum dalam dokumen tentang agenda konferensi di situs resmi konferensi tersebut, ada 16 pertimbangan yang dijadikan alasan mengusulkan isu ini diperdebatkan. Mulai dari alasan historis, alasan pelanggaran HAM serta keinginan masyarakat Papua sendiri.
"Orang asli Papua sangat menginginkan merdeka dari Indonesia, yang secara etnis, budaya dan bahasa berbeda dengan orang Indonesia," demikian salah satu pertimbangan yang dicantumkan.
Tidak lupa pula ditampilkan catatan kaki yang mendukung pertimbangan itu yaitu pernyataan Duta Besar Frank Galbraith dalam buku karya B. Simpson (2004) berjudul Indonesia's 1969 Takeover of West Papua Not by “Free Choice”, terbitan The National Security Archive, George Washington University; buku karya P. Kingsnorth (2003) berjudul, One No, Many Yeses: A Journey to the Heart of the Global Resistance Movement yang diterbitkan oleh Simon & Schuster UK dan buku karya J. Macleod (2015), Freedom in Entangled Worlds: Civil Resistance in West Papua.
Serikat mahasiwa Universitas Warwick mengharapkan konferensi itu akan mengeluarkan seruan solidaritas kepada persoalan Papua Merdeka, dan juga kepada para mahasiswa Papua dan kepada kampanye Papua Merdeka yang berbasis di Oxford.
Selain itu mereka juga mengharapkan serikat mahasiswa Inggris memberikan dukungan kepada mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan solidaritas dengan perjuangan rakyat Papua.
Kontroversial
Keputusan serikat mahasiswa Universitas Warwick untuk mengusulkan isu Papua Merdeka ke konferensi nasional ini pertama kali terungkap pada Maret lalu. Ketika itu Universitas Warwick membuat kehebohan di Inggris karena selain ingin membawa isu Papua Merdeka ke konferensi, mereka juga membawa usul agar Monarki Inggris dibubarkan.
Untuk meloloskan sebuah usulan, berlangsung voting di antara para delegasi yang akan ikut ke konferensi. Universitas Warwick menominasikan empat isu, yakni isu Papua Merdeka, isu mengenai Monarki Inggris, sebuah isu tentang pendidikan dan satu isu lain.
Isu Papua Merdeka memperoleh 10 suara mendukung dan satu menentang, isu Monarki mendapat delapan suara mendukung dan empat menentang, isu Pendidikan meraih 11 suara mendukung dan sebuah isu lain mendapat sembilan suara mendukung dan tiga menentang.
Tidak semua mahasiswa menyukai keputusan serikat mahasiswa Universitas Warwick yang mengangkat isu-isu besar ini. Keputusan ini terutama dikritik karena membawa isu membubarkan monarki Inggris, yang dicap sebagai isu radikal dan tidak relevan.
"Secara pribadi saya merasa bahwa serikat mahasiswa harus lebih fokus pada hal-hal yang mendesak dan relevan. Sebagai contoh dewasa ini ada epidemi masif mengenai kesehatan mental di kalangan mahasiswa,kita sangat membutuhkan dukungan dalam hal ini," kata Blessing Mukosha Park, mahasiswa tingkat tiga jurusan Politik dan Sejarah, sebagaimana dimuat oleh koran mahasiswa Universitas Warwick, The Boar.
Namun, serikat mahasiswa Universitas Warwick beralasan bahwa "kita harus menyatakan siolidaritas terhadap perjuangan penentuan nasib sendiri yang sah dan menyatakan solidaritas kepada para mahasiswa yang menggerakkan penentangan terhadap pendudukan militer."
Menurut Wikipedia, NUS merupakan konfederasi dari serikat-serikat mahasiswa di Inggris. Ada sekitar 600 serikat mahasiswa yang berafiliasi dengan NUS, meliputi 95 persen dari seluruh mahasiswa di Inggris.
Editor : Eben E. Siadari
Rusia Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua, Menyerang Ukraina
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua saat menyerang Ukraina pada hari K...