Para Pemimpin China Peringati Ulang Tahun Mao Zedong
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Ketua Partai Komunis China, Xi Jinping, mengunjungi mausoleum Mao Zedong pada Kamis (26/12), kata media pemerintah, saat rezim tersebut memperingati ulang tahun ke-120 pemimpin kontroversial tersebut.
Mao - pendiri Republik Rakyat China yang memimpin negara itu selama 27 tahun hingga kematiannya pada 1976 – mendapat rasa hormat di dikalangan China, tetapi juga kutukan oleh para kritikus yang mengatakan kampanyenya tentang politik dan ekonomi menyebabkan puluhan juta kematian.
Partai Komunis yang berkuasa telah berupaya untuk menyeimbangkan memuji Great Helmsman - darinya legitimasi kepemimpinannya berasal - sekaligus mengakui bahwa bapak pendiri tersebut telah membuat "kesalahan".
Xi dan enam anggota lain dari badan yang mengambil keputusan partai tersebut, Politbiro Standing Committee, membungkuk badan tiga kali di makam tersebut pada Kamis pagi dan "bersama-sama mengenang kesuksesan gemilang Comrade Mao," menurut laporan singkat dari kantor berita resmi Xinhua.
Menjelang ulang tahun ke -120 - yang memiliki resonansi khusus di China, perjalanan seabad yang memegang makna simbolis di negara Barat - Xi menyerukan perayaan sederhana.
Lebih dari 85 persen responden dalam survei media negara China menyebutkan bahwa prestasi Mao Zedong "Pemimpin Agung" lebih besar dibanding dengan kesalahannya.
Mao disalahkan atas kematian puluhan juta orang akibat kelaparan setelah “Great Leap Forward”-nya (Lompatan Besar ke Depan) dan satu dekade kekacauan yang dikenal dengan Revolusi Kebudayaan.
Sejak kematiannya pada 1976, kebijakan resmi Partai Komunis China menyebutkan bahwa dia “70 persen benar dan 30 persen salah.”
Namun partisipan dalam survei yang dilakukan pada Senin dan Selasa oleh surat kabar Global Times, yang dekat dengan partai berkuasa itu, tampaknya ingin membentuk pandangan lain yang lebih membenarkan Mao.
Ditanya “Apakah Anda setuju bahwa prestasi Mao lebih besar dari kesalahannya ”, 78,3 persen responden dalam survei Global Times itu mengatakan bahwa mereka setuju, 6,8 persen benar-benar setuju dan hanya 11,7 persen yang tidak setuju. Sekitar tiga persen mengatakan bahwa mereka tidak tahu. (AFP)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...