Rusia: Penyebab Kematian Yasser Arafat adalah Faktor Alami
RUSIA, SATUHARAPAN.COM - Penyebab kematian pemimpin Palestina Yasser Arafat menurut ilmuwan forensik Rusia adalah karena sebab alamiah, bukan keracunan radiasi.
Investigasi mereka adalah salah satu dari tiga penelitian yang ada dengan berdasar pada bekas-bekas dan barang-barang Yasser Arafat ketika dia meninggal di Paris.
Bulan lalu, para ilmuwan Swiss mengatakan mereka telah mendeteksi adanya polonium radioaktif tingkat tinggi, tapi tidak bisa mengatakan apakah itu yang menyebabkan kematiannya.
Sebuah penyelidikan di Prancis juga menyatakan Yasser Arafat bukan korban keracunan.
Yasser Arafat jatuh sakit setelah makan di Ramallah dan seminggu kemudian dirawat di rumah sakit di Prancis, di mana akhirnya ia meninggal.
Dia didiagnosis mengalami gangguan darah serius dan meninggal karena stroke pada tanggal 8 November 2004. Tapi tidak ada pemeriksaan post mortem yang dilakukan karena istrinya Suha mau.
Tahun 2012 sebuah investigasi oleh TV al-Jazeera dalam hubungannya dengan analis Swiss di Lausanne menemukan tingkat abnormal polonium - 210 pada barang-barang pribadinya, berdasarkan analisis itu Suha Arafat menginginkan kuburan suaminya digali untuk penyelidikan lebih lanjut.
Prancis kemudian meluncurkan penyelidikan pembunuhan formal.
Vaudois University Hospital Centre (CHUV) di Lausanne melaporkan temuan bulan lalu, pada ulang tahun kesembilan kematian Yasser Arafat, mengatakan hasilnya "menunjukkan dukungan moderat untuk teori keracunan".
Tapi sebuah laporan yang bocor dari tes awal Rusia pada hari yang sama mengatakan penetrasi radioaktif tinggi adalah "tidak berdasar". Beberapa minggu kemudian, sebuah sumber mengatakan laporan Prancis telah mengesampingkan teori keracunan, dan menunjuk ke arah kematian yang alami.
Kepala Federal Agency Medical- Biological Rusia (FMBA), Vladimir Uiba mengumumkan kesimpulannya pada hari Kamis (26/12), mengatakan "Yasser Arafat meninggal bukan dari efek radiasi tetapi sebab alami".
Badan ini telah menyelesaikan pekerjaannya, kata dia, dan ada kesepakatan umum dengan temuan-temuannya. "Bahkan Swiss menarik pernyataan mereka dan setuju dengan kami, dan Prancis mengkonfirmasi kesimpulan kami, " kata Uiba seperti dikutip oleh Interfax.
Namun, Francois Bochud, kepala lembaga Lausanne yang melakukan analisis Swiss, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa temuan Rusia tidak memiliki dasar ilmiah.
"Rusia menempatkan hal-hal di depan tanpa memberikan nilai numerik, tanpa argumen ilmiah sedikit pun, jadi bagi saya itu kosong. Pernyataan politik," kata Bochud.
Duta Besar Palestina untuk Moskow Faed Mustafa mengatakan penyelidikan kematian mantan presiden Otoritas Palestina akan dilakukan.
"Kami menghormati posisi mereka dan kami sangat menghargai pekerjaan mereka, tapi ada keputusan untuk melanjutkan penyelidikan," katanya menurut kantor berita Ria Novosti Rusia.
Banyak pejabat senior Palestina menyalahkan Israel atas kematian Yasser Arafat, meskipun Israel dengan keras membantah memiliki hubungan dengan itu.
Janda Yasser Arafat mengatakan kepada BBC bulan lalu bahwa suaminya memiliki "banyak musuh" tapi ia tidak bisa menuduh siapa pun atau apa kesimpulannya. (bbc.co.uk)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...