Para Pemuka Agama Serukan Masa Depan Tanpa Karbon
BONN, SATUHARAPAN.COM – Lebih dari 150 pemuka agama dari seluruh dunia, mendesak para negosiator iklim PBB di Bonn pada Selasa (20/10), untuk mewariskan planet yang layak huni kepada generasi mendatang.
“Adalah tugas kita untuk mewariskan Bumi ini kepada anak dan cucu kita dengan memastikan kondisi kehidupan yang berkelanjutan dan dapat diterima di masa depan,“ kata mereka dalam sebuah pernyataan yang disampaikan kepada PBB.
“Kami mendesak pemerintah untuk berkomitmen membangun ketahanan iklim, meninggalkan penggunaan energi bahan bakar fosil dan mencapai emisi nol pada pertengahan abad,” katanya.
Permintaan itu disampaikan kurang dari dua bulan menjelang konferensi iklim di Paris. Konferensi itu akan dihadiri oleh 195 negara yang bertujuan untuk menangkal ancaman pemanasan global dan membantu negara-negara miskin mengatasi dampaknya.
Dalam pertemuan selama lima hari di Bonn, para negosiator sedang mempersiapkan sebuah draf kesepakatan iklim yang akan ditandatangani di ibu kota Prancis pada Desember.
Pernyataan dari para pemuka agama itu, menyampaikan kembali ensiklik yang dirilis Gereja Katolik awal tahun ini mengenai perubahan iklim dan lingkungan.
Juni lalu, Paus Fransiskus mendesak dunia untuk segera mengambil tindakan guna mencegah perubahan iklim ekstrem, yang dapat menghancurkan planet, dan mengatakan, negara-negara kaya harus bertanggung jawab karena menciptakan masalah ini dan membiayai solusinya.
Beberapa pemuka agama yang ikut menyampaikan seruan tersebut di antaranya adalah Pendeta Olav Fykse Tveit, Sekretaris Jenderal Dewan Gereja Dunia; Uskup Agung Thabo Makgoba dari Gereja Anglikan Afrika Selatan; Imam Ibrahim Saidy dan Sulak Sivaraksa dari International Network of Engaged Buddhists (INEB).(AFP/Ant)
Editor : Bayu Probo
Kiat Menangani Anak Kejang
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Konsultan emergensi dan rawat intensif anak dari Fakultas Kedokteran Univ...