Paripurna DPR Setuju Gatot Jadi Panglima TNI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menyetujui Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI.
Rapat Paripurna DPR RI juga memperkenalkan Letnan Jenderal (Purn) TNI Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
Keduanya diperkenalkan bersamaan, di hadapan Rapat Paripurna DPR RI, Jumat (3/7), setelah Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq membacakan laporan hasil uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima dan Kepala BIN.
Mahfudz mengatakan, Komisi I DPR RI secara bulat menerima Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI. Dengan begitu, Komisi I DPR RI juga menyetujui pemberhentian Jenderal TNI Moeldoko sebagai Panglima TNI.
Uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI, dia melanjutkan, Komisi I DPR berhak menerima atau menolak. Sehingga, kalau ditolak maka Presiden mengajukan calon baru. Namun, usai uji kelayakan dan kepatutan itu, Komisi I DPR RI secara bulat menerima Jenderal Gatot sebagai Panglima TNI.
Dalam pemaparan saat uji kelayakan dan kepatutan, pada Rabu (1/7) lalu, Jenderal TNI Gatot memaparkan visi dan misinya, termasuk berbagai program kerjanya. Di mana program prioritas TNI yang dicanangkan adalah peningkatan kesejahteraan prajurit, pemeliharaan dan perawatan alutsista/ non alutsista, kesiapan operasional satuan, pendidikan dan latihan dalam rangka terwujudnya profesionalisme prajurit, dan pengamanan perbatasan negara dan pulau terluar.
Dengan kondisi global yang diperkirakan akan berubah drastis, dari penggunaan energi fosil ke energi nabati, Indonesia sebagai negara equator dengan potensi alam yang luas, akan menjadi sasaran dunia. Sehingga, konflik seperti di ‘Arab Spring’, bisa saja terjadi di Indonesia. Sebab, luas laut Indonesia hingga 5,8 juta km persegi, dan garis pantai terpanjang kedua di dunia 95.181 km persegi, menjadi ancaman serius kalau tidak dijaga.
"Tidak ada alternatif lain, kecuali fokus membangun kekuatan angkatan laut dan angkatan udara secara serentak dan sesegera mungkin agar mampu mengontrol mengawal, dan menjaga nusantara dengan memiliki keunggulan laut dan keunggulan udara," ucap Jenderal TNI Gatot.
Gatot juga menekankan, bahwa TNI harus terus bersama dengan rakyat. Karena ke depannya, kata Gatot, TNI harus berkoalisi dengan rakyat. "Rakyatlah ibu kandung TNI," kata dia.
"NKRI harga mati. Tidak ada kompromi dalam hal menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI," tutur Jenderal TNI Gatot.
Editor : Bayu Probo
Prabowo Bertemu Grand Syek Al-Azhar, Mesir, Pererat Agama, K...
KAIRO, SATUHARAPAN.COM-Presiden Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan Grand Syekh Al-Azhar, Im...