Paris, Dua Teroris Tertembak
PARIS, SATUHARAPAN.COM – Dua tersangka jihadis tewas, termasuk seorang perempuan yang meledakkan dirinya, dalam tembak-menembak pada hari Rabu (18/11) di utara Paris, ketika polisi memburu dalang serangan pekan lalu di ibu kota Prancis, kata sumber.
Ketika tentara tengah berpatroli di jalan-jalan, polisi bersenjata berat adu tembakan dengan orang-orang yang bersembunyi di sebuah apartemen di pinggiran kota Saint-Denis, kata sumber polisi, seperti dikutip AFP.
Dua orang di apartemen itu tewas, termasuk seorang peremuan yang meledakkan dirinya. Sementara masih ada tiga orang berada di sdalam apartemen. Dilaporkan setidaknya tiga polisi terluka, kata mereka. Dan tiga tersangka ditangkap.
Operasi itu ditujukan ke tempta dimana tersangka dalang serangan mematikan pada hari Jumat di Paris, Abdelhamid Abaaoud, warga Belgia, berada. Dia dikenal aktif bersama kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) di Suriah, kata sumber itu.
Serangan itu dimulai sebelum fajar, sekitar pukul 4:30 waktu setempat, pada sebuah apartemen di persimpangan Rue de la Republique dan Rue Corbillon.
Daerah ini adalah rumah Stade de France, salah satu dari beberapa tempat yang diserang dengan senjata dan pembom bunuh diri pada hari Jumat. Serangan itu diklaim dilakukan oleh kelompok jihad NIIS.
Serangan yang terkoordinasi pada hari Jumat itu menewaskan 129 orang dan melukai lebih dari 350, beberapa dari mereka dalam keadaan kritis.
Seorang warga setempat yang mengidentifikasi dirinya sebagai Alexia mengatakan kepada AFP bahwa dia mendengar tembakan, "Ledakan seperti granat dan kemudian rentetan tembakan.
"Saya mendengar rentetan tembakan senapan mesin," kata Reda, seorang sopir taksi. "Saya keluar (dari mobil), polisi bertopeng menghentikan kami dan menyuruh kami untuk pergi."
Serangan itu terjadi ketika negara-negara Eropa dalam siaga tinggi setelah tersebar video salah satu serangan hari Jumat dan mengungkapkan tersangka kesembilan mungkin akan menyerang.
Tidak jelas apakah pria kesembilan ini adalah salah satu dari dua tersangka dari Belgia yang telah ditahan atau masih dalam pelarian, dan berpotensi bersama warga Prancis Salah Abdeslam, 26 tahun, yang terlibat dalam serangan bunuh diri dengan bom bersama saudaranya, Brahim.
Polisi juga melakukan penggerebekan di barat daya Prancis, di Ariege, Toulouse dan wilayah Haute-Garonne. Operasi itu bagian dari strategi anti-terorisme, kata seorang penyidik ââkepada AFP.
Presiden Prancis Francois Hollande pada hari Rabu ini mengadakan pertemuan untuk membahas proposal untuk memperpanjang tiga bulan keadaan darurat setelah serangan terburuk dalam sejarah Prancis itu. Proposal ini akan dibahas oleh anggota parlemen untuk diputuskan pada hari Kamis dan Jumat.
Akibat kekhawatiran yang melanda Eropa setelah pembantaian hari Jumat, pertandingan sepak bola antara Jerman dan Belanda dibatalkan pada hari Selasa, dan para penonton dievakuasi setelah polisi mengidentifikasi kemungkinan ancaman bom yang "serius".
Ketika polisi meningkatkan upaya memburu tersangka, pesawat tempur Prancis dan Rusia melancarkan serangan udara dengan target NIIS di Raqa, Suriah, selama tiga hari berturut-turut.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...