Parlemen Eropa Desak Myanmar Lindungi Rohingya
STRASBOUGH, SATUHARAPAN.COM - Parlemen Uni Eropa (UE) mendesak Myanmar untuk mengakhiri “represi brutal” dan “penuntutan sistematik” terhadap minoritas muslim Rohingya di negara itu, hari Kamis (7/7).
Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi pada Mei menegaskan bahwa pemerintahan baru bertekad untuk mengatasi kebencian mendalam di Negara Bagian Rakhine barat, tempat puluhan ribu masyarakat Rohingya mengungsi menyusul gelombang kerusuhan mematikan dengan penduduk lokal beragama Buddha pada 2012.
Namun, dia dan pemerintahannya secara luas dikritik karena tidak cukup menyuarakan hak kelompok itu.
Kubu nasionalis di negara itu menyebut lebih dari satu juta penduduk Rohingya Myanmar sebagai imigran ilegal dari Bangladesh.
Parlemen Eropa menunjukkan keprihatinan mendalamnya dengan mengesahkan resolusi yang menuntut agar isu tersebut segera diatasi.
“Parlemen menegaskan keprihatinan mendalamnya terhadap penderitaan masyarakat Rohingya di Asia Tenggara. Minoritas muslim yang berjumlah sekitar satu juta orang itu merupakan salah satu minoritas yang mendapat penganiayaan paling kejam di dunia, secara resmi tidak memiliki kewarganegaraan dan tidak diinginkan oleh otoritas Myanmar dan negara-negara tetangga,” ungkap majelis itu dalam sebuah resolusi. (AFP)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...