Parlemen Iran Umumkan Panel Peninjau Kesepakatan Nuklir
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM - Parlemen Iran mengumumkan susunan akhir 15 anggota panel yang sebagian besar terdiri dari anggota parlemen konservatif untuk meninjau kesepakatan nuklir negara itu dengan beberapa negara besar.
Anggota parlemen Iran, sebagaimana diberitakan AFP pada Rabu (19/8), menuntut suara yang lebih kuat dalam kesepakatan yang dinegosiasikan oleh Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan sejumlah diplomat tinggi dari lima negara besar lain.
Parlemen Iran melihat skeptisisme mendalam atas diplomasi yang akhirnya mengarah pada kesepakatan di Wina pada 14 Juli tersebut. Kesepakatan tersebut - yang dicapai dalam perundingan antara Iran dan Inggris, Tiongkok, Prancis, Jerman, Rusia serta AS - ditujukan untuk mengekang program nuklir Teheran sebagai imbalan atas pencabutan sanksi internasional yang diberlakukan terhadap perekonomiannya sejak 2006.
Iran membantah tuduhan Barat bahwa mereka ingin mengaya bom atom. Nasib kesepakatan tersebut masih tidak jelas.
Panel untuk meninjau kesepakatan nuklir tersebut, yang terdiri dari 13 konservatif dan dua reformis, akan menganalisis teks perjanjian tersebut.
Parlemen Iran kemudian dapat memilih untuk menyetujui atau menolak kesepakatan tersebut, kemungkinan pada Oktober setelah peninjauan serupa oleh anggota parlemen AS di Washington.
Kecaman dari Israel
Kesepakatan yang terjadi antara Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry di Wina pada Selasa (14/7) lalu mendapat sambutan baik dari seluruh penjuru dunia, hanya Israel yang menentang.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, seperti dikutip Haaretz, Senin (20/7) berulang kali memperingatkan terhadap enam negara adidaya yang telah mencapai kesepakatan nuklir dengan musuh terbesarnya, Iran. Tapi setelah kesepakatan itu diputuskan pekan lalu, tampaknya dunia belum menghiraukan imbauannya.
Netanyahu dilaporkan mengancam akan "bunuh diri" terhadap suara-suara di Kongres AS tentang apakah mereka akan menerima kesepakatan tersebut.
Netanyahu membuat ancaman dalam upaya untuk meningkatkan keamanan Israel, yang ia percaya terancam oleh perjanjian nuklir Iran. (Ant/AFP/Haaretz.com).
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Bayu Probo
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...