Parlemen Jerman Pelajari Sistem Tenaga Kerja Disabilitas di Indonesia
CIKARANG, SATUHARAPAN.COM – Empat anggota Komisi Bidang Ketenagakerjaan dan Sosial German Bundestag (Parlemen Negara Republik Federal Jerman) mengunjungi sebuah perusahaan industri elektronik, Omron Manufacturing of Indonesia (OMI) di Cikarang, Jawa Barat untuk mempelajari ketenagakerjaan inklusif khususnya bagi kaum disabilitas serta mempelajari standar kerja dan sosial di Indonesia.
“Kami sangat terkesan dengan sikap yang sangat terbuka dari para karyawan penyandang disabilitas mengenai tantangan yang mereka hadapi untuk bekerja di suatu perusahaan seperti OMI. Sebuah tantangan besar, tapi mereka dengan berani menghadapinya,” kata Pemimpin Delegasi Parlemen Negara Republik Federal Jerman Dr. Matthias Bartke dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin (24/8)
“Mereka mengungkapkannya dengan cara yang luar biasa bahwa para penyandang disabilitas di seluruh dunia juga dapat bekerja sama baiknya dengan karyawan lain. Dan saya berharap akan lebih banyak lagi penyandang disabilitas yang memperoleh pekerjaan, karena kami mengerti sulitnya mendapatkan pekerjaan bagi mereka.”
Dalam kunjungannya tersebut, Bartke didampingi oleh tiga orang anggota delegasi lainnya yaitu Klaus Ernst, Azize Tank, Brigitte Pothmer.
Direktur Utama OMI mengatakan Omron mempunyai misi memperbaiki kualitas hidup dan memberikan kontribusi demi tercapainya masyarakat yang lebih sejahtera dan percaya bahwa kaum disabilitas juga memiliki hak yang sama.
“Omron memberi kesempatan yang sama bagi semua karyawan untuk menjadi yang terbaik dalam bidang kerjanya masing-masing, dan mendukung mereka untuk dapat mandiri di kemudian hari. Saya percaya, apabila kita memberikan yang terbaik bagi masyarakat, maka sebaliknya masyarakat juga akan memberikan yang terbaik bagi perusahaan.”
Untuk dapat mempermudah pekerja yang berkebutuhan khusus itu, Omron menyesuaikan tempat kerja bagi mereka. Di antaranya adalah menyediakan alat-alat bantu kerja dengan pilihan yang dapat digerakkan oleh tangan atau kaki, serta meja dan kursi yang khusus dirancang agar mereka lebih leluasa bergerak.
Selain itu, pihak perusahaan juga memberikan kesempatan kepada kaum pekerja disabilitas untuk berada di ruangan yang sama dengan pekerja yang lain agar dapat belajar bekerja sama sebagai sebuah tim.
Dalam merekrut pekerja berkebutuhan khusus, OMI bekerja sama dengan Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa (BBRVBD) ,pusat pelatihan bagi para penyandang disabilitas di bawah Kementerian Sosial. Lembaga ini bertugas mempersiapkan para penyandang disabilitas sebagai calon tenaga kerja terampil yang siap mengisi berbagai kesempatan kerja di perusahaan-perusahaan.
Bentuk kerja sama OMI dan BBRVBD adalah dengan memberikan pelatihan dan kesempatan magang di perusahaan.Selain itu, OMI juga secara aktif mengajak perusahaan-perusahaan lain di kawasan industri EJIP untuk menerapkan keternagakerjaan inklusif. Sampai dengan saat ini OMI telah mempekerjakan penyandang disabilitas sebanyak 100 orang di berbagai bagian perusahaan.
Kebijakan Omron dalam hal ketenagakerjaan inklusif sudah dimulai sejak tahun 1972 di pabrik Omron Taiyo, tepatnya di Kota Oita, Jepang, melalui kerja samanya dengan Institusi Kesejahteraan milik pemerintah setempat, dan menjadi pabrik pertama di Jepang yang mempekerjakan karyawan penyandang disabilitas.
Pada tahun 1986, Omron juga mendirikan Omron Kyoto Taiyo, pabrik yang seluruh karyawannya merupakan penyandang disabilitas dan menjadikannya yang pertama di dunia.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...