Areal Pertanian yang Alami Gagal Panen 25.000 Hektare
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan areal atau lahan pertanian yang mengalami gagal pane atau puso akibat kekeringan hingga saat ini mencapai 25.000 hektare.
"Tadi sudah 25.000 hektare bahkan mungkin sudah hampir 30.000 hektare," kata Amran di Kementerian Pertanian, Jakarta, hari Senin (24/8).
Ia mengatakan lahan pertanian yang mengalami puso terluas berada di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat. Lahan pertanian yang mengalami puso tersebut bertambah dari sebelumnya seluas 20.000 hektare menjadi 25.000 hektare hingga hampir 30.000 hektare.
"Ya nambah dong karena masih kering. Ini kan dua musim, musim kering dan musim kemarau," kata dia.
Untuk mengantisipasi meluasnya lahan pertanian yang mengalami gagal panen, ia mengatakan Kementerian Pertanian melakukan berbagai upaya mengoptimalkan seluruh areal irigasi yang mempunyai bendungan permanen.
"Areal irigasi teknis oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat itu ada 500.000 hektare," kata dia.
Ia mengatakan pihaknya membangun sumur dangkal, distribusi pompa air hingga hujan buatan. Ia memberikan contoh pihaknya membangun 1.000 sumur dangkal di Gerobogan dan sejumlah sumur lainnya di daerah Indramayu, Cirebon dan Bojonegoro.
Di samping itu, ia mengatakan untuk menutupi kehilangan akibat puso di 25.000 hektare lahan pertanian, maka pihaknya melakukan percepatan panen dengan melakukan tambah tanam di Pulau Kalimantan dan Sumatera.
"Tambah tanam sampai tadi, sampai hari ini April sampai Agustus 2015 seluas 260.000 hektare. Itu yang puso sekarang kurang lebih 30.000 tapi tambah tanam 260.000 hektare," kata dia.
Ia mengatakan 260.000 hektare lahan tambah tanam tersebut berasal dari lahan lebak dan pasang surut, salah satunya di Sumatera Selatan, yang mana seluas 59.000 hektare lahan pertanian di daerah itu menjadi lokasi tambahan tanam padi.
"Pulau kalimantan itu musim kering adalah rahmat, musim kemarau adalah rahmat sehingga bisa tanam padi," kata dia.
Ia mengatakan daerah yang kena dampak El nino berada di selatan Khatulistiwa, sehingga pihaknya mengoptimalkan irigsi dan tambah tanam di sebelah utara Khatulistiwa.
Selain itu, pihaknya juga mengoptimalkan daerah yang terkena dampak El nino namun masih memiliki sumber air.
"Sambil itu kita mengoptimalkan juga daerah kena El nino yang ada airnya, yang ada airnya ini kita optimalkan irigasi atau bendungan atau apa dan menggunakan pompa 21.000 unit," ujarnya.
Ia mengatakan di daerah yang memiliki jumlah air terbatas, maka ia menyarankan untuk menanam padi yang berumur pendek dan tahan kekeringan.
"Kita menggunakan momentum. Alam ini jangan kita lawan. Kita memanfaatkan momentum yang ada dengan baik, peluang dengan baik, contohnya sebelah utara Khatulistiwa tidak kena (dampak El nino), nah ini aku optimalkan yang tidak kena El nino, Kalimantan dengan Sumatera, kemudian optimalkan irigasi," kata dia. (Ant)
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...