Parlemen Turki Berkelahi di Ruang Sidang
ANKARA, SATUHARAPAN.COM – Anggota parlemen Turki saling pukul dalam sidang pada hari Rabu (27/4). Perkelahian melibatkan anggota parlemen dari partai berkuasa Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) dan Partai Demokrasi Rakyat (HDP). Akibatnya sidang untuk mengesahkan peraturan tentang kesepakatan migrasi dengan Uni Eropa tertunda.
Anggota parlemen itu saling pukul, mendorong dan mencoba melawan dalam sidang terkait operasi mematikan oleh militer Turki terhadap Partai Buruh Kurdistan (PKK) yang dilarang di tenggara Turki.
Perkelahian meletus setelah anggota HDP wakil dari Åırnak, Ferhat Encü "mengingatkan bahwa warga sipil dan anak-anak dibantai oleh aparat keamanan."
"Saya ingat baru-baru ini warga sipil dibantai di Silopi. Saya ingat 34 orang, termasuk anak-anak, yang secara brutal dibom dengan pesawat tempur Turki di Roboski empat tahun lalu," kata Encü, seperti dikutip harian Hurriyet.
Pesawat-pesawat tempur Turki membunuh 34 penduduk desa, semua kerabat Encü, pada akhir tahun2011 di perbatasan dengan Irak di distrik Uludere dalam pembantaian Roboski.
Pemimpin sidang mengumumkan sesi itu ditutup, karena bentrokan, parlemen tidak akan bersidang sampai 2 Mei.
Saling Tuduh: Teroris!
Anggota parlemen bersidang pada 29 dan 30 April membahas undang-undang yang diperlukan untuk Turki dalam mengamankan perjalanan bebas visa ke Eropa, sebagai bagian penting dari kesepakatan Ankara dengan Uni Eropa untuk menghentikan migrasi yang tak terkendali ke Eropa.
"Anda mungkin tidak menyukainya, tapi sayangnya hal ini benar," kata deputi AKP dalam pidatonya. Dia bereaksi dengan marah dan mulai berteriak, bahkan menyatakan Encü sebagai pendukung PKK.
"Kamu pembunuh. Anda mendukung pembunuh. Anda tercela. Anda seorang teroris dan pembela pembunuh. Anda harus berada di penjara. Anda datang dari pegunungan," kata anggota parlemen AKP berteriak. Dia mengacu pada Gunung Kandil yang dikenal sebagai markas PKK di Irak utara.
Sebagai tanggapan, Encü mengatakan "orang-orang menuduhnya sebagai teroris adalah teroris yang sebenarnya."
Setelah perkelahian antara anggota parlemen, Wakil Ketua Parlemen, Ahmet Aydın, menyatakan sidang ditutup. Encü kemudian menulis di akun Twitter-nya bahwa dia "tidak takut" pada deputi AKP yang menargetkan dia di parlemen.
"Mereka berusaha untuk mencegah saya memperingati warga sipil yang dibantai oleh aparat keamanan. Mereka berpikir bahwa petugas tidak membunuh. Apakah begitu? Jika Anda memiliki kehormatan sedikit, Anda tidak akan mengatakan bahwa saya kerabat dari 34 orang yang dibantai oleh penegak hukum," dia juga menulis.
Perkelahian pecah selama debat tentang RUU untuk membentuk komisi pengawas yang mengawasi kepatuhan aparat penegak hukum. Draft menyarankan komisi akan dipimpin oleh Wakil Menteri Dalam Negeri dan beranggota tujuh orangyang bekerja untuk meningkatkan sistem pengaduan terhadap penegakan hukum, serta menjalankan secara transparan, meningkatkan kredibilitas, dan memusatkan pencatatan proses terhadap petugas penegakan hukum atas kejahatan mereka.
Berkelahi Lagi
Sementara sidang pleno ditutup, terjadi perkelahian lagi pada hari Kamis (28/4) dalam pertemuan komisi konstitusi yang membahas undang-undang tentang mengangkat kekebalan anggota parlemen dari penuntutan.
Dalam pertemuan itu HDP keberatan jika wartawan diminta keluar dari ruang komisi dan meminta perubahan tempat pertemuan. Ketegangan meningkat ketika deputi AKP menentang usulan HDP ini.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...