Parni Hadi Sebut Budaya Menulis Perlu Digalakkan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Parni Hadi, salah satu wartawan senior Indonesia mengemukakan bahwa budaya menulis penting dan harus digalakkan bagi siapa saja, tanpa mempedulikan latar belakang profesi seseorang.
Parni mengatakan demikian di hadapan para undangan yang hadir pada acara Diskusi dan Peluncuran Buku “Beragam Cerita Perjalanan Kewartawanan Ke Mancanegara,” karya Panusunan Simanjuntak yang berlangsung di Hall Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (2/10).
“Jangan berhenti menulis, karena saat ini terbuka banyak kemungkinan menambah pengetahuan apabila anda. Keuntungan lainnya, adalah saat usia anda masih muda akan sangat baik sekali kalau anda mulai menulis,” tambah salah seorang mantan jurnalis Televisi Republik Indonesia itu.
Parni memberi nasihat kepada siapa pun dari latar belakang mata pencaharian apa pun, terutama yang sedang belajar jurnalisme agar jangan berhenti menulis.
Parni Hadi dan Panusunan Simanjuntak sudah sejak lama bersahabat walau bekerja dalam jenis jurnalisme yang berbeda. Parni sempat menjabat pemimpin umum Perusahaan Umum Lembaga Kantor Berita Nasional (Perum LKBN) ANTARA periode 1999 hingga 2001, dia pernah juga di sebuah media massa cetak ternama lainnya di Indonesia, dan pernah juga di stasiun radio dan televisi nasional.
“Mencatat kisah perjalanan kehidupan anda sangat penting, dan ini tidak mudah karena merupakan hal yang dapat diresapi banyak orang,” kata Parni.
Parni memberi tips bahwa menulis buku harus menjadi target pribadi jangka panjang seseorang sebagai bagian dari sejarah dirinya, akan tetapi hal ini perlu dimulai sejak usia muda, khususnya bagi wartawan usia muda.
“Ide untuk menulis sebuah buku tidak pernah habis, karena dia bagaikan mata air dan seperti itulah jurnalisme yang saya tekuni bertahun-tahun,” Parni menambahkan.
“Catat apa saja yang ada di pikiran kita, termasuk aktivitas sehari-hari. Saya yang sudah setua ini masih suka mencatat di buku harian saya karena apa yang telah saya catat akan tersimpan dalam memori. Kelak, itu akan berguna ketika saya hendak menulis,” Parni mengemukakan.
“Penulis yang hebat adalah penulis yang menggunakan kebebasannya dalam mengekspresikan ide- idenya tanpa mengabaikan pakem-pakem penulisan itu sendiri,” kata laki-laki yang lebih dari 40 tahun bergelut di dunia jurnalistik itu mengakhiri tipsnya.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...