Partai Mandela Menangi Pemilu Afsel
JOHANNESBURG, SAUHARAPAN.COM - Hasil perhitungan sementara pemilu di Afrika Selatan -yang hingga Jumat (9/5) perhitungannya telah mencapai 98,33 persen- menunjukkan bahwa partai yang dulu pernah dipimpin oleh Nelson Mandela, African National Congress (ANC), kembali menang dengan perolehan suara sebanyak 62,2 persen.
Hasil tersebut diperoleh di tengah skandal korupsi Presiden Jacob Zuma yang berasal dari partai ANC.
Dia diduga menghabiskan uang negara sebesar 23 juta dolar AS atau sekitar Rp 264 milyar untuk membangun istana pribadi.
"Dalam pemilu nasional, mayoritas pendukung ANC memutuskan bahwa loyalitas mereka terhadap organisasi lebih diutamakan dibanding loyalitas terhadap pemimpin partai," kata pengamat politik Steven Friedman mengomentari hasil tersebut.
Meskipun menang, perolehan suara ANC turun 3,5 persen dibanding suara yang mereka dapatkan pada pemilu 2009.
Sebaliknya partai oposisi utama, Democratic Aliance (DA), berhasil menaikkan prosentase suara dari 17 menjadi 22 persen.
Bahkan dari perhitungan sementara, mereka menang di dua kota terbesar Afrika Selatan, Johannesburg dan Cape Town.
Partai yang baru terbentuk setahun yang lalu, Economic Freedom Fighters (EFF) secara mengejutkan berhasil mendulang 6,1 persen suara.
Menurut sejumlah pengamat, dukungan terhadap DA dan EFF naik secara signifikan karena sejumlah skandal yang menimpa Zuma dan frustasi masyarakat Afrika Selatan atas tingginya angka kemiskinan, ketidak-setaraan, pengangguran, serta buruknya pelayanan publik.
Meskipun perolehan partai rivalnya naik signifikan, tokoh ANC Malusi Gigaba mengatakan bahwa partainya akan menggunakan kemenangan pemilu ini untuk "secara radikal" memajukan ekonomi kelompok kulit hitam.
"Faktanya saat ini, mayoritas kelompok kulit hitam di Afrika Tengah masih merasakan ketidak-adilan sosial dalam hal kepemilikan harta dan tanah. Kami akan mengimplementasikan program yang secara radikal mengubah hal tersebut," kata tokoh nomor tiga ANC tersebut.
"Kami menginginkan program yang menciptakan warisan nyata dalam bentuk pengembangan industri," kata Gigaba.
Sementara itu di Amerika Serikat, juru bicara Kementerian Luar Negeri Jen Psaki memberi selamat kepada para pemilih di Afrika Selatan "karena telah menggunakan hak demokratiknya untuk memilih."
Dia mengatakan bahwa Washington siap bekerja sama dengan pemerintah baru "untuk mempererat hubungan bilateral." (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...