Partai Oposisi Menangi Pemilu Taiwan
TAIPEI, SATUHARAPAN.COM - Pemimpin partai oposisi Taiwan, Tsai Ing-wen, dipastikan akan menjadi presiden Taiwan setelah partainya memenangi pemilu pada hari Sabtu (16/1). Ini menjadikannya wanita pertama yang memenangkan kursi presiden di negara tersebut.
Partai Progresif Demokratik yang dipimpin Tsai Ing-wen, selama ini bersikap skeptis terhadap hubungan yang lebih dekat dengan Tiongkok. Kemenangan ini merupakan yang pertama kali bagi partainya mengendalikan parlemen.
Lawan utamanya Eric Chu dari partai Kuomintang, mengakui kekalahannya pada pukul 19:00 hari ini (16/1).
"Saya mengucapkan selamat kepada Ketua Tsai Ing-wen dari Partai Progresif Demokratik atas kemenangannya," kata dia.
"Ini adalah pilihan rakyat Taiwan."
Berdasarkan dua pertiga dari jumlah TPS yang telah memberikan laporan hasil pemilu Taiwan hari ini, Komisi Pemilihan Umum Taiwan mengatakan Tsai telah mengantongi 57 persen suara sedangkan Chu hanya 30 persen.
Selama masa kampanye, pembahasan lebih banyak diarahkan pada isu-isu ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi Taiwan yang melambat secara dramatis tahun lalu. Taiwan juga mengalami stagnasi upah, sementara harga perumahan di kota-kota besar seperti Taipei, semakin tidak terjangkau.
Pemilih juga memiliki kesan yang buruk terhadap presiden yang akan habis masa jabatannya, Ma Ying-jeou, atas kebijakannya yang ingin mempererat hubungan diplomatik dengan Tiongkok
Pada malam sebelum pemilu, berbicara kepada kerumunan besar pendukung di boulevard seberang kantor presiden Taiwan, Tsai mengenang kembali para pengunjuk rasa yang telah turun ke jalanan dalam beberapa tahun terakhir.
Mereka bahkan ada yang meninggal seperti salah seorang anggota Gerakan Bunga Matahari, seorang mahasiswa yang gigih memprotes upaya membuat undang-undang perdagangan dengan Tiongkok .
"Di belakang saya adalah kantor kepresidenan. Hanya beberapa ratus meter dari rakyat, "kata Dia.
"Tapi mereka yang di dalam kantor presiden tidak bisa mendengar suara rakyat," kata dia, sebagaimana dilaporkan oleh New York Times.
Tsai sebelum ini secara konsisten berada di depan dalam jajak pendapat dan ia merupakan presiden kedua yang tidak datang dari partai Kuomintang, partai yang memerintah Taiwan sebagai negara otoriter, sebelum dimulainya reformasi demokrasipada akhir 1980-an.
Partai Progresif Demokratik, Dikenal sebagai DPP, secara tradisional mendukung kemerdekaan Taiwan secara resmi. Selama masa jabatan presiden Taiwan yang berasal dari DPP, Chen Shui-bian (2000-2008), terjadi peningkatan tensi hubungan dengan Tiongkok. Muncul kekhawatiran negara Tirai Bambu itu akan menggunakan kekuatan militer untuk menaklukkan Taiwan.
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...