Pasca Bentrok Pendukung Inggris-Rusia, Istri Vardy Terdampak Gas Air Mata
MARSEILLE, SATUHARAPAN.COM – Rebekah Vardy, istri dari penyerang tim nasional Inggris, Jamie Vardy, merasakan dampak peluru gas air mata yang digunakan pihak keamanan stadion, saat pecah kerusuhan seusai laga Inggris menghadapi Rusia di Grup B Piala Eropa (PE) 2016.
Setelah terdampak lemparan gas air mata, Rebekah langsung memperbaharui akun twitternya (@RebekahVardy). “Saya akui saya menyesal, kenapa saya harus ada di sana dengan pengalaman terburuk yang pernah saya alami di pertandingan sepak bola, gas air mata langsung dilontarkan tanpa alasan, pendukung Inggris dikurung dan diperlakukan seperti binatang,” kata Rebekah, hari Minggu (12/6) dini hari WIB, beberapa saat setelah dia menyaksikan laga di Stadion Velodrome, Marseille yang berkesudahan dengan skor 1-1 tersebut.
Menurut situs berita itv.com, beberapa saat setelah laga selesai puluhan pendukung Rusia bergerak ke tribun pendukung Inggris, namun tidak dijelaskan apa penyebab bentrokan tersebut.
Bentrokan di Stadion Velodrome mengakibatkan 20 pendukung tim nasional Inggris menjadi korban luka. Sementara pendukung tim nasional Rusia berada dalam pengawasan petugas kepolisian di dalam stadion untuk menghindari masalah lebih lanjut.
Banyak pendukung kedua negara yang mengeluh sebelum pertandingan bahwa batas pemisah tribun antar suporter di stadion terlalu tipis yaitu hanya dengan selembar terpal biru. Sebelum pertandingan, penggemar dari kedua negara mendapat pengawalan ketat polisi saat hendak memasuki stadion.
That has to be up there with the worst experience EVER at an away game! Teargassed for no reason, caged and treated like animals! Shocking!
— Rebekah Vardy (@RebekahVardy) 11 juin 2016
Gelandang Inggris, Eric Dier mencetak gol di menit ke-73 bagi keunggulan tim berjuluk Three Lions tersebut, namun kemenangan tim asuhan Roy Hodgson yang sudah di depan mata sirna oleh gol yang dicetak bek Rusia, Vitali Beretzutski di menit ke-92.
Pada hari Sabtu (11/6), Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) mengeluarkan pernyataan resmi yang mengecam insiden di Marseille. “Orang yang terlibat dalam aksi kerusuhan tidak memiliki tempat dalam sepakbola,” sebut pernyataan resmi UEFA, dan dikutip ulang bbc.com.
Koresponden BBC di Marseille, Nick Eardley menjelaskan pendukung kedua negara – Inggris dan Rusia – telah berkumpul di pelabuhan Marseille, mulai dari Jumat (10/6).
“Saya sempat berbaur dengan mereka dan banyak yang bersemangat, saya melihat banyak orang mengambil gambar dan bercanda dengan polisi, sepertinya semua terlihat biasa-biasa saja,” kata Eardley.
Eardley tidak mau menduga-duga apa penyebab naiknya ketegangan pendukung kedua negara. Namun saat dia meninggalkan pelabuhan, Eardley diberitahu salah satu petugas polisi yang mengatakan terjadi kerusuhan antara pendukung Inggris dan Rusia di alun-alun Marseille. Menurut kepolisian, kata Eardley, dalam kerusuhan diduga kuat disusupi beberapa pendukung Prancis.
Hasil Pertandingan Lain:
Hari Sabtu (11/6) malam WIB:
Grup A: Albania 0-1 Swiss
Grup B: Wales 2-1 Slovakia.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...