Piala Eropa 2016: Mencuri Poin Bonus
Jelang Pertandingan Jerman vs Ukraina
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dalam turnamen yang memperebutkan Piala Henry Delauney, Jerman (sebelumya Jerman Barat) merupakan negara yang paling sukses selama penyelenggaraan Piala Eropa yang pertama kali diperkenalkan tahun 1960.
Sejak diperkenalkan sistem kualifikasi menggantikan sistem undangan tahun 1972, Jerman menjadi negara yang paling sering tampil di putaran final Piala Eropa. Jerman telah berpartisipasi sebanyak 12 kali (termasuk Piala Eropa 2016), paling banyak di antara negara Eropa lainnya.
Dengan pencapaian tiga kali juara, tiga kali runner-up prestasi tersebut hanya mampu didekati oleh timnas Spanyol yang juga menjuarai sebanyak tiga kali. Italia sendiri yang telah menjuarai Piala Dunia sebanyak 4 kali, sejauh ini hanya mampu menjadi juara Piala Eropa sekali.
Datang sebagai juara grup D kualifikasi Piala Eropa 2016, Jerman bermaterikan pemain yang sukses memboyong trofi Piala Dunia 2014. Kekuatan timnas Jerman hasil pembinaan usia dini yang berlanjut sejauh ini dipenuhi pemain yang merata kemampuannya di segala lini. Hanya cedera pemain lah yang menjadi momok bagi pelatih Low dalam menghadapi Piala Eropa 2016.
Dalam kondisi prima, timnas Jerman saat ini bisa menjadi dua tim dengan kekuatan yang hampir sama. Kekuatan Jerman terletak pada pola permainan yang mengandalkan kreativitas libero serta kolektivitas permainan secara tim. Dalam sejarah sepakbola Jerman, jarang memunculkan pemain bintang dalam tubuh tim. Beckenbaur ataupun Matthaus pada masa keemasannya tidak serta merta mengalahkan kebintangan Muller, Vogts, Klinsmann, Brehme, dll.
Untuk kedua kalinya Ukraina tampil di babak final Piala Eropa setelah pada tahun 2012 tersisih pada fase grup. Sebagaimana negara-negara eks Eropa timur yang selalu memperagakan sepakbola cepat, Ukraina pun terbiasa dengan pola tersebut. Dengan dimotori sebagian besar pemain Dynamo Kyiev, pelatih Fomenko lebih dimudahkan dalam mengkonsolidasikan alur serangan dengan menempatkan tiga gelandang dan dua pemain sayap.
Kedua kesebelasan sudah bertemu sebanyak lima kali dimana Jerman memenangi dua laga dan tiga laga berakhir imbang. Dalam pertemuan terakhir mereka pada sebuah pertandingan persahabatan jelang Piala Eropa 2012 mereka berbagi skor 3-3.
Dalam kejuaraan Piala Eropa 2016, Jerman dan Ukraina akan bertemu di fase grup C pada hari Minggu 12 Juni 2016 atau Senin (13/6) pukul 02.00 WIB, di Stadion Piere Mauroy, Lille Metropole.
Prediksi pertandingan
Jerman terkenal dengan permainan yang lambat panas. Di tangan Klinsmann Jerman mengalami revolusi permainan dengan permainan yang lebih bertenaga semenjak awal pertandingan.
Tidak berlebihan, Klinsmann saat itu bermodalkan kumpulan pemain muda hasil dari pembinaan usia muda yang dilakukan DFB setelah babak belur di Piala Eropa 2000.
Melanjutkan Klinsmann, Low mempertahankan trend mengisi skuadnya dengan pemain muda. Hasilnya mereka tampil impressif di Piala Eropa 2008 dan memenangi trofi Piala Dunia 2014 di Brasil.
Sebagaimana Prancis, Jerman dipenuhi dengan gelandang serang. Ozil, Kroos, Gotze, Muller, Reus, bahkan Schürrle sesungguhnya tipikal gelandang serang dengan kemampuan mencetak dari lini kedua. Diluar keenam pemain tersebut, Jerman masih memiliki bayak gelandang serang dengan kemampuan yang merata.
Yang menjadi kendala justru belum muncul libero pelapis Khedira. Piala Eropa 2012 dan Piala Dunia 2014 Low sempat dibuat bingung dengan cederanya Khedira. Beruntung Jerman saat itu memiliki Lahm yang memiliki visi permainan bagus dalam bertahan maupun menyerang. Penampilan yang tidak konsisten Bender masih belum mampu melapis Khedira jika tidak tampil prima.
Schweinsteiger dengan yang diharapkan bisa menggantikan peran Lahm sejauh ini belum menunjukkan performa terbaiknya. Tidak konsisten dalam penampilan serta lilitan cedera menjadikan Schweinsteiger tidak dalam performa terbaik saat Piala Eropa 2016. Gambaran jelas terlihat bagaimana peran Schweinsteiger di klubnya Manchester United selama satu musim kompetisi yang tidak terlalu dominan.
Ukraina datang ke Piala Eropa 2016 setelah menyingkirkan Slovenia di babak play-off. Dengan materi dan pola permainan mereka akan bertarung di lapangan tengah semenjak awal pertandingan. Satu hal yang mungkin sedikit lebih menguntungkan Ukraina, mereka datang bukan sebagai unggulan. Kondisi ini akan menjadi suntikan bagi pemain Ukraina untuk tampil lepas tanpa beban. Ini yang harus diwaspadai, selain Jerman sendiri selalu kesulitan jika menghadapi tim-tim Eropa timur.
Dalam hal semangat, pemain Ukraina lebih bebas dan akan mencoba bermain secara terbuka. Lapangan tengah akan diramaikan dengan perebutan bola dari kaki ke kaki. Yarmolenko akan beradu kreativitas dengan Ozil-Kroos. Sejauh gelandang Ukraina bisa membaca permainan, lebar lapangan menjadi celah untuk penetrasi serangan Ukraina. Dengan bermain bebas-lepas, pemain Ukraina akan unjuk kebolehan di laga prestise menghadapi juara Piala Dunia 2014 dalam sebuah kejuaraan besar tanpa memikirkan menang atau kalah. Mencuri poin dari Jerman saat ini adalah bonus. Ini tantangan terberat yang harus dihadapi Jerman saat menghadapi Ukraina.
Diluar itu, cedera yang menghantui Howedes, Boateng, maupun Khedira menjadi titik lemah tim Jerman. Jika Low tidak segera mendapatkan formulasi pengganti, Jerman tidak akan seimpresif saat tampil di Piala Dunia 2014.
---
Perkiraan susunan pemain:
Jerman (5-3-2) : Neuer (gk), Boateng, Howedes, Hummels, Mustafi, Khedira/Can, Schweinsteiger, Ozil, Kroos, Muller/ Podolski, Goetze/ Schuerrle. | pelatih: Joachim Low
Ukraina (4-2-3-1) : Pyatov (gk) Butko, Rakitskiy, Khacheridi, Kucher, Stepanenko, Rotan, Yarmolenko, Garmash, Konoplyanka, Seleznyov/Budkovskyi. | pelatih: Mykhailo Fomenko
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...