Loading...
INDONESIA
Penulis: Prasasta Widiadi 07:28 WIB | Rabu, 22 Juli 2015

Pasca Pembakaran Pintu GKJ Tlepok, Pendeta Ibnu: Situasi Kondusif

Pasca Pembakaran Pintu GKJ Tlepok, Pendeta Ibnu: Situasi Kondusif
Pdt. Ibnu Prabowo (kaus hijau) di depan GKJ Tlepok, Kab. Purworejo. (Foto: akun facebook Pdt. Lukas Eko Sukoco, Pendeta Jemaat GKJ Purworejo).
Pasca Pembakaran Pintu GKJ Tlepok, Pendeta Ibnu: Situasi Kondusif
Pesan pendek berisi percakapan Pdt. Ibnu Prabowo dengan satuharapan.com. (Foto: Prasasta).
Pasca Pembakaran Pintu GKJ Tlepok, Pendeta Ibnu: Situasi Kondusif
Pesan pendek percakapan Pdt. Ibnu Prabowo dengan satuharapan.com. (Foto: Prasasta)

PURWOREJO, SATUHARAPAN.COM – Pendeta Ibnu Prabowo,  salah satu pendeta Gereja Kristen Jawa Tlepok (GKJ), Desa Tlepok Wetan, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo mengatakan situasi kondusif pasca insiden pembakaran pintu gereja Senin (20/7).

“Kondisi sekarang kondusif, Mas, yang berjaga cukup banyak,” kata Ibnu kepada satuharapan.com dalam pesan singkat, Selasa (21/7) malam.

Saat ditanya apakah pada Minggu (26/7) GKJ Tlepok akan mengadakan kebaktian seperti biasa, Ibnu mengatakan akan berjalan reguler.

“Ya Mas, jam 6.00 dan jam 9.00,” dia menambahkan dalam pesan singkatnya.

Pada Senin (20/7) Kepolisian Resor (Polres) Purworejo, Jawa Tengah menyelidiki kasus pembakaran pintu  GKJ Tlepok. Kala itu, Kapolres Purworejo, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Theresia Arsida Septian  mengatakan kasus tersebut masih dalam penyelidikan.

Saksi mata, Pdt. Ibnu Prabowo mengisahkan bahwa dia menjumpai pintu gereja terbakar sepulang dari berolah raga di pagi hari.

“Kami mencium bau bensin dan melihat kondisi pintu depan gereja sudah terbakar," kata Ibnu.  AKBP Theresia Arsida Septiana – seperti diberitakan sorotpurworejo.com – mengimbau warga Kabupaten Purworejo jangan terpengaruh situasi politik nasional dan sedapat mungkin menciptakan suasana kondusif.

 “Atas kejadian itu saya mengimbau kepada seluruh warga masyarakat Purworejo, tanpa terkecuali untuk tidak mudah terpengaruh kejadian di Papua,” kata AKBP Theresia, di Mapolsek (Markas Kepolisian Sektor) Grabag, Kab. Purworejo.

AKBP Theresia membeberkan dari hasil olah TKP, kepolisian menemukan beberapa barang bukti seperti kertas imbauan, juga ditemukan tujuh batang korek api, lima batang kayu yang berada di depan pintu yang terbakar.

Insiden Serupa di Tempat Lain di Jateng-DIY

Pada Sabtu (18/7) seperti diberitakan solopos.com, ratusan orang dari organisasi masyarakat Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) mendatangi Gereja Injil di Indonesia (GIDI) di Kelurahan Joyotakan, Serengan, Solo. Massa dari Luis membawa poster bernada kebencian yang dilandasi peristiwa Tolikara di Papua pada Salat Idul Fitri sehari sebelumnya, Jumat (17/7).

Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Surakarta, Komisaris Besar (Kombes) Ahmad Luthfi seusai meninjau TKP (Tempat kejadian perkara) mengemukakan tidak terjadi apa-apa. “Tidak ada apa-apa, ini hanya pernyataan sikap dari kelompok massa,” kata dia.

Luthfi menjamin tidak terjadi apa-apa karena pihaknya telah melakukan mediasi antara kelompok massa dengan pemilik rumah ibadah tersebut. “Sudah ada mediasi terkait aktivitas ibadah di sini, jadi tidak ada apa-apa,” kata Luthfi.

Pada Senin (20/7) Gereja Baptis Indonesia (GBI) Saman di Dusun Saman, Desa Bangungharjo, Sewon, Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dibakar sekelompok orang tidak dikenal. Namun, api tidak melahap seluruh bagian bangunan, setelah masyarakat setempat berhasil memadamkannya.

“Memang benar, tanggal 20 Juli, jam 02.30 WIB dini hari, Gereja Saman di Sewon, Bantul, terjadi percobaan pembakaran," kata juru bicara Kepolisan Daerah  (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)  Anny Pudjiastuti, seperti dikutip dari BBC, Selasa (21/7).

Menurut dia, api tidak sempat menjalar lebih luas, hanya merusak pintu GBI Saman, yang terletak di Jalan Dirgantara, Bangunharjo, Sewon, Kecamatan Bantul.

Peristiwa serupa terjadi sepekan sebelumnya saat aparat Kepolisian Resor (Polres) Bantul menggagalkan penyerangan Gereja Baptis Saman yang dilakukan Front Jihad Islam (FJI), Selasa (14/7) sore. Mereka minta gereja ditutup karena belum memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Baca Juga

(data tambahan: solopos.com /sorotpurworejo.com)

Ikuti berita kami di Facebook

 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home