Pasca Penyerangan Korsel Perketat Penjagaan Dubes AS
SEOUL, SATUHARAPAN.COM – Duta Besar Amerika Serikat untuk Korea Selatan, Mark Lippert, dilaporkan berada dalam kondisi stabil, setelah sebilah pisau melukai wajah dan pergelangan tangannya. Penyerangan tersebut dilakukan oleh aktivis pro-Korea Utara yang menentang kerja sama latihan militer antara Korea Selatan dan AS.
Lippert mengalami pendarahan dan langsung dilarikan ke rumah sakit Severance, Seoul.
Adalah Kim Ki-jong (55), tersangka penyerangan Lippert saat menghadiri jamuan makan pagi di pusat kota Seoul, Kamis (5/3). Ia langsung ditangkap polisi Korea dan diamankan atas tindak percobaan pembunuhan.
Kasus ini kemudian diambil alih oleh kejaksaan Korsel. Mereka menduga, penyerangan ini merupakan aksi teror. Kejaksaan Pusat Distrik Seoul akan bertanggung jawab dalam penyelidikan kasus ini.
“Kami melihat dari sisi beratnya masalah ini dan bisa ditinjau sebagai tindak terorisme,” kata pejabat kejaksaan Seoul.
Lippert, dalam akun Twitternya mengatakan, ia dalam keadaan baik-baik saja dan tetap bersemangat. Ia juga tersentuh atas dukungan yang ia terima dari para simpatisan.
Lippert menerima lebih dari 80 jahitan dan tetap harus dirawat di rumah sakit selama sekitar tiga hingga empat hari.
“Total cidera yang dialami Lippert ada lima, termasuk luka yang membentang dari dagu kanan ke pipi, sepanjang sebelas sentimeter dan dalam tiga sentimenter,” ujar Jung Nam-shik, kepala rumah sakit Universitas Yonsei, kepada awak media. Jung menambahkan, terdapat pula luka ringan pada saraf di kelingking kiri Duta Besar AS tersebut.
Pihak rumah sakit juga mengatakan, Lippert tetap tenang meski keluarga mengkhawatirkan kondisinya.
Kepala kantor polisi Seoul, Yun Myeong-seong, mengatakan, tersangka tampaknya mengalami patah tulang di pergelangan kakinya saat kejadian. Kim diinterogasi selama tiga jam dengan tandu sebelum diangkut ke rumah sakit.
Kurang Pengawasan
Penyelenggara acara jamuan, Dewan Rekonsiliasi dan Kerjasama Korea Selatan, mengaku tidak mengundang Kim dalam kegiatan tersebut, tetapi entah bagaiman ia bisa masuk.
Polisi Korsel mengatakan, Lippert bukanlah pejabat yang membutuhkan penjagaan 24 jam. Mereka juga bilang bahwa Kedutaan Besar AS tidak meminta pengawalan keamanan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Marie Harf, mengecam keras tindak kekerasan tersebut. Kecaman serupa juga datang dari Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye. Bahkan, Presiden Park Geun-hye menyatakan, kekerasan ini merupakan serangan terhadap aliansi Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Menanggapi ancaman kerja sama itu, Kepala Komandan Pasukan Gabungan Korea Selatan-AS, Curtis Scaparrotti, tetap akan mengadakan pelatihan sesuai jadwal.
Kementerian Luar Negeri Seoul mengatakan, serangan ini tidak akan memengaruhi kerja sama Korea Selatan dan AS. Dua negara besar itu telah sepakat tidak membiarkan insiden ini menganggu aliansi mereka.
Polisi Korea Selatan akan memperkuat keamanan para pejabat AS untuk mencegah serangan serupa terulang kembali.
Korea Selatan akan memberikan empat orang petugas polisi penjaga untuk Lippert dan tiga orang penjaga bagi istrinya, terhitung pukul 10.00, Kamis (5/3). (yonhapnews.co.kr)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...